Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ckckck, Ari Askhara Suka Minta Nomor Hp Pramugari

Ckckck, Ari Askhara Suka Minta Nomor Hp Pramugari Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pramugari Senior Maskapai Garuda Indonesia, Yosephine Ecclesia, menceritakan kejanggalan dari tindakan I Gusti Ngurah Askhara saat masih menjabat sebagai Direktur Utama. Yoshepine mengaku heran sekelas Dirut kerap turun mengurus urusan yang sekadar pelatihan para awak kabin.

Bahkan, menurut Yoshepine, Askhara kerap berlaku diskriminasi terhadap awak kabin seperti bertanya pada sejumlah pramugari terkait sudah masuk kelas 777 (tripel seven) atau belum. Sekadar diketahui, kelas 777 ini memang diperuntukkan untuk para pramugari dan pramugara agar siap melayani di pesawat first class, yakni Boeing 777-300ER yang merupakan pesawat terbaik di kelasnya.

Baca Juga: Harusnya Ari Askhara Dipecat dari Dulu, Ini Malah Dilindungi Rini Soemarno!

Selain itu, Askhara juga kerap meminta nomor telepon para pramugari. "Sekelas direksi yang sudah dicopot itu bisa keliling-keliling ke Garuda Indonesia Training Center untuk masuk ke kelas-kelas pramugari dan menanyakan, 'kamu sudah karyawan belum?' Kamu sudah sekolah triple seven belum? Kamu sudah bisnis kelas belum? Habis itu, diminta nomor teleponnya," kata Yoshepine di dalam acara Indonesia Lawyres Club tvOne dengan tema Ketika Garuda 'Diserempet' Moge, Selasa (10/12/2019).

Dari hal itu, kata Yoshepine, dapat memunculkan oknum-oknum awak kabin melakukan cara yang tak baik untuk membuat karirnya makin baik. Bahkan, oknum tersebut bisa sampai membuat kelompok sendiri.

"Ini memunculkan adanya oknum-oknum yang bisa tambah timer rating, Triple Seven, terbang ke Eropa terus bisa membuat geng, kelompok-kelompok sampai membuka kelas khusus sekolah Triple Seven khusus kelas-kelasnya dia saja, itu jadinya yang tercetak," ujarnya.

Selain itu, Yoshepine juga bercerita mengenai Garuda Indonesia kerap mempekerjakan awak kabinnya secara berlebihan. Bahkan, Yoshepine merasa kerja seperti robot yang kerja dengan sedikit waktu istirahat.

"Seperti sudah publik tahu bahwa Garuda melakukan memberikan jam kerja kepada awak kabin seperti robot. Penerbangan Melbourne PP, saat malam hari kita harus kembali lagi ke Jakarta tanpa istirahat malam," tutup Yoshepin.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: