Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Di Tengah Aksi Demonstrasi, Bankir Hong Kong Rayu JD.com dan Baidu Buat . . . .

Di Tengah Aksi Demonstrasi, Bankir Hong Kong Rayu JD.com dan Baidu Buat . . . . Kredit Foto: Reuters/Willy Kurniawan
Warta Ekonomi, Surakarta -

Setelah listing sekunder Alibaba di Hong Kong, para bankir merayu perusahaan China dengan kombinasi kapitalisasi lebih dari US$400 miliar yang terdaftar di Amerika Serikat (AS) lain untuk mengikuti jejak perusahaan besutan Jack Ma itu.

Secara khusus, para bankir meminta perusahaan teknologi raksasa lain, seperti JD.com dan Baidu untuk melantai di Bursa Hong Kong. Sekadar informasi, keduanya sudah terdaftar di Nasdaq.

Di luar dua nama itu, ada sekitar 27 perusahaan China yang dibidik oleh para bankir Hong Kong. "Kami secara aktif mempromosikan pencatatan di Hong Kong ke sejumlah perusahaan yang kami yakini akan diterima dengan baik oleh investor China," kata salah satu dari lima bankir modal ekuitas, dikutip dari Nikkei Asian Review, Rabu (11/12/2019).

Baca Juga: Jos! Kinerja Dagang Hari Pertama Alibaba di Hong Kong Puaskan Bursa Lokal!

Bursa Hong Kong memiliki daya tarik tersendiri, seperti daya pikat basis investor lokal yang aktif dan potensi kecemasan Pemerintah AS yang bisa memaksa perusahaan-perusahaan China untuk melakukan delisting di tengah sengketa dagang yang masih berjalan.

"Kami berharap untuk berhasil membawa dua hingga empat perusahaan untuk memulai listing sekunder pada awal Januari," imbuh sang bankir.

Pemerintah Beijing yang menginginkan perusahaan China bergerak lebih dekat ke kampung halaman pun memastikan kalau Hong Kong tetap terbuka untuk bisnis walaupun ada protes dari kalangan prodemokrasi selama enam bulan belakangan.

Lebih lanjut, sekitar 3/4 bisnis yang dibidik merupakan perusahaan teknologi murni, seperti platform e-commerce. "Setelah Alibaba, minat perusahaan China yang terdaftar di New York untuk memanfaatkan pasar Hong Kong mulai muncul," ujar Kepala Berbankan Investasi untuk Wilayah APAC di UBS, David Chin.

Para bankir menargetkan lebih dari 150 perusahaan China yang sudah melantai di bursa AS, 50 di antaranya memiliki nilai pasar gabungan US$500 miliar. Perusahaan juga harus sudah memiliki profit dan memiliki saham likuid.

Adapun syarat tambahan lainnya meliputi: mematuhi peraturan, nilai pasar di atas HK$40 miliar dalam dua tahun belakangan, valuasi setidaknya HK$10 miliar, dan pendapatan tahunan minimal HK$1 miliar.

Baca Juga: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Tanayastri Dini Isna

Bagikan Artikel: