Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Please Trump! Jangan Eksekusi Kenaikan Tarif China, Kalau Tidak. . . .

Please Trump! Jangan Eksekusi Kenaikan Tarif China, Kalau Tidak. . . . Kredit Foto: (Foto/Reuters)
Warta Ekonomi, Jakarta -

Minggu, 15 Desember 2019 adalah hari yang sakral dan sangat dinanti-nanti oleh pelaku pasar. Bagaimana tidak, tanggal tersebut adalah jadwal bagi AS untuk mengeksekusi tarif tambahan atas produk China. Jika Trump berbaik hati membatalkan rencana tersebut, itu adalah pertanda baik. Namun sebaliknya, jika Trump bersikukuh mengeksekusinya, itu adalah pertanda buruk bagi hubungan dagang AS-China. 

Baca Juga: Donald Trump Ngamuk-Ngamuk, Pasar Global Remuk!

Melansir dari Reuters, Menteri Pertanian AS, Sonny Purdue, mengungkapkan bahwa ada kemungkinan besar Trump tidak akan mengenakan tarif baru tersebut. Namun, ia menilai Trump membutuhkan sesuatu yang lebih besar sebagai konsekuensinya, terutama yang berkaiatan dengan komitmen China untuk berbelanja lebih banyak produk pertanian AS.

"Saya tidak merasa Bapak Presiden (Donald Trump) akan menerapkan bea masuk baru. Namun, harus ada sesuatu yang mendorongnya untuk tidak menerapkan itu. Semoga sinyal dari China untuk kedelai dan daging babi bisa menjadi jalan ke arah sana," jelasnya dikutip dari Reuters, Jakarta, Rabu (11/12/2019).

Baca Juga: Partai Demokrat AS Umumkan Dua Pasal Pemakzulan Trump

Di sisi lain, pelaku pasar tetap merasa cemas bahwa Trump akan benar-benar menerapkan tarif baru pada akhir pekan ini. Pasalnya, hingga kini belum ada informasi terperinci mengenai tanda-tanda kemajuan negosiasi kedua negara tersebut.

"Pasar sangat terfokus pada tematik perdagangan, tampaknya menyingkirkan segala sesuatu yang lain," terang Direktur Eksekutif Argonaut, James McGlew.

Baca Juga: Good Job Trump, Good Job!

Sepaham dengan Pardue, Kepala Staf Gedung Putih, Mick Mulvaney, pun mengklaim bahwa negosiasi AS-China berjalan dengan baik dan berada di jalur yang tepat untuk menuntaskan perjanjian dagang tahap I. Kendati begitu, ia menilai tidak ada tekanan yang membuat Trump harus menandatangani perjanjian dagang sebelum pemilu AS digelar.

"Arah menuju perjanjian dagang tahap I cukup baik. Namun, Bapak Presiden tidak merasa tertekan untuk menandatangani perjanjian dagang sebelum pemilu 2020," jelas Mick.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: