Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Rupanya Stres Bisa Timbul Akibat Polusi Udara, Begini Penjelasannya

Rupanya Stres Bisa Timbul Akibat Polusi Udara, Begini Penjelasannya Kredit Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Warta Ekonomi, Jakarta -

Polusi udara ternyata tak hanya berdampak buruk pada kesehatan fisik tapi juga kesehatan mental. Lingkungan merupakan salah satu penyebab stres. Hal ini dikarenakan adanya ketimpangan antara kondisi lingkungan dengan kendali yang individu miliki untuk mengubah kondisi tersebut.

Suatu penelitian yang dilakukan di Cincinnati, Ohio mengatakan anak-anak termasuk balita yang terpapar polusi udara di masa remaja lebih rentan mengalami gangguan depresi, kecemasan, atau bahkan perilaku bunuh diri. Tapi orang dewasa juga bisa ikut terpengaruh.

“Polusi udara dapat menyebabkan peradangan termasuk di saraf. Padahal saraf itu mengatur segala macam emosi dan perilaku. Peradangan di saraf dapat menimbulkan gangguan yang menimbulkan kecemasan hingga keinginan bunuh diri,” ujar psikolog Veronica Adesla, M. Psi dalam suatu acara di Jakarta belum lama ini.

Baca Juga: Solusi Polusi Udara di Jakarta, Anies Sarankan Mobil Listrik

Ditambahkan olehnya, alasan dilakukannya penelitian yang menganalisis hubungan antara polusi dengan stres terhadap anak-anak lantaran mereka masih dalam masa pertumbuhan termasuk otak.

“Pertumbuhan otak pada anak-anak belum optimal. Apabila terganggu dengan polusi yang menyebabkan peradangan otak, maka pertumbuhan otaknya tidak optimal. Sedangkan orang dewasa pertumbuhannya sudah optimal, namun tetap bisa mengalami dampak buruk dari polusi,” kata psikolog yang akrab disapa Vero.

Menurutnya, polusi yang menyebabkan stres pada orang dewasa muncul dalam berbagai macam bentuk seperti stres fisik dan stres emosional. Contoh, stres fisik yang bisa terjadi antara lain iritasi kulit, alergi, jerawat, dan eksim. Sedangkan stres emosional lebih ke perubahan suasana hati yang cepat.

“Stres itu membuat ketegangan emosi dan fisik. Oleh karenanya ketegangan itu harus diatasi dengan cara merilekskan otot-otot," kata Vero.

Cara paling mudah untuk merilekskan otot adalah mandi air hangat. Air hangat terbukti dapat menurunkan gelombang theta yang berpengaruh positif terhadap kesehatan mental. Mandi air hangat dapat meningkatkan suhu inti tubuh yang kemudian melancarkan peredaran darah dan membantu mengeluarkan zat-zat sisa metabolisme tubuh. Kedua proses tersebut membuat tubuh dan pikiran terasa lebih segar.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: