Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bisnis Asuransi Jiwa Cemerlang, Pendapatannya Tumbuh 14,7%

Bisnis Asuransi Jiwa Cemerlang, Pendapatannya Tumbuh 14,7% Kredit Foto: Unsplash/Rawpixel
Warta Ekonomi, Jakarta -

Industri asuransi jiwa membukukan kinerja cemerlang. Pada triwulan ketiga tahun ini total pendapatan asuransi jiwa mencapai Rp171,83 triliun. Angka ini tumbuh 14,7% dari periode sama tahun lalu yakni Rp149,87 triliun.

Ketua Dewan Pengurus Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Budi Tampubolon mengatakan, total pendapatan premi merupakan kontributor terbanyak atas total pendapatan industri asuransi jiwa.  

Ia mengatakan, pertumbuhan total premi bisnis baru dan total premi lanjutan yang meningkat berimbas pada peningkatan total pendapatan premi sebesar 2% menjadi Rp143,77 triliun dibandingkan periode yang sama pada 2018 sebesar Rp140,94 riliun.

Baca Juga: Klaim Asuransi Jiwa Tumbuh 17,4%, Diramal Bisa Kurangi Defisit BPJS

“Peningkatan tersebut disebabkan oleh total premi baru yang meningkat sebesar 0,5% dari Rp89,58 triliun menjadi Rp89,98 triliun. Sedangkan total premi lanjutan tercatat meningkat 4,7% dari Rp51,36 triliun menjadi Rp53,78% di kuartal III 2019," kata Budi di Jakarta, Rabu (11/12/2019).

Di sisi lain, bancassurance memiliki kontribusi terbesar terhadap total premi sebesar 41,8%, kemudian diikuti oleh keagenan sebesar 39,9%, dan alternatif lain sebesar 18,4%. Kenaikan signifikan juga terjadi dalam hasil investasi sejumlah 1.456% dibanding dengan kuartal III 2018, di mana tahun lalu tercatat Rp1,28 triliun, sementara 2019 mencatat Rp19,97 triliun.

"Kenaikan signifikan ini dimungkinkan oleh meningkatnya pemahaman masyarakat atas peran asuransi termasuk sebagai investasi," tambahnya.

Peningkatan signifikan dalam hasil investasi juga diikuti oleh peningkatan signifikan dalam klaim reasuransi, di mana jika di kuartal III 2018 mencatat Rp2,87 triliun, maka pada 2019 mencatat Rp4,07 triliun. Meski demikian, peningkatan signifikan tidak dicatat oleh pendapatan lain-lain yang mengalami penurunan sebesar 15,9%.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: