Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ternyata, Blackhole Tidak Sebesar Dugaan Awal Ilmuwan, Kok Bisa?

Ternyata, Blackhole Tidak Sebesar Dugaan Awal Ilmuwan, Kok Bisa? Kredit Foto: NASA
Warta Ekonomi, Surakarta -

Para astronom di Universitas Southampton baru-baru ini mendemonstrasikan metode untuk menimbang lubang hitam supermasif di pusat-pusat galaksi. Teknik itu melibatkan pengukuran jarak antara lokasi ia berada.

Banyak penelitian menunjukkan, ada kaitan erat antara pertumbuhan blackhole dan evolusi galaksi, namun itu belum terbukti. Lubang hitam supermasif di pusat galaksi bisa memiliki massa yang melebihi satu miliar Matahari, dengan menghasilkan sinar paling terang di Semesta. 

"Itu dapat menghentikan pembentukan bintang-bintang dengan melepaskan energi dalam jumlah besar yang kemudian memanas dan memecah gas di galaksi inangnya," tulis Tech Explorist, dikutip Kamis (12/12/2019).

Baca Juga: Hah!! Ilmuwan Temukan Blackhole Lagi, 70 Kali Lebih . . . dari Matahari!!

Ilmuwan pun menggunakan teknik baru guna mengukur massa beberapa lubang hitam terbesar di alam semesta, bahkan ketika mereka berada di pusat galaksi yang jauh dan samar. 

"(Kami berharap) lubang hitam yang lebih besar akan difasilitasi oleh lingkaran cahaya yang makin besar sehingga pengelompokkan lubang hitam dapat digunakan untuk mengukur massa inang mereka. Jadi, kami dapat menggunakannya untuk mengukur sebagian besar lubang hitam itu," kata para astronom.

Dengan membandingkan pemeragaan dan informasi distribusi spasial galaksi yang terlambat, kelompok ilmuwan itu menemukan bukti, lubang hitam tak sebesar prediksi baru-baru ini.

Franscesco Shankar dari Universitas Southampton berkata, "temuan itu memiliki implikasi signifikan bagi pemahaman kami tentang evolusi dan pertumbuhan lubang hitam. Itu menunjukkan kemampuan blackhole dalam melepaskan energi."

Biasanya, massa lubang hitam diukur dengan kecepatan bintang atau gas di sekitarnya, di mana itu begitu menantang dan membutuhkan teleskop yang sangat sensitif dan pengamatan yang jeli.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Tanayastri Dini Isna

Bagikan Artikel: