Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Indonesia Minim Iklim Diskursif, Pusdi FEB UNPAD Luncurkan Jurnal Kasyaf

Indonesia Minim Iklim Diskursif, Pusdi FEB UNPAD Luncurkan Jurnal Kasyaf Kredit Foto: Unsplash/Maarten van den Heuvel
Warta Ekonomi, Bandung -

Prihatin dengan minimnya ketersediaan jurnal popular pemikiran Islam yang dapat diterima secara luas di kalangan umat, Kepala Pusat Studi Ekonomi dan Bisnis Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran Syaiful Rahman Soenaria, Sabtu (14/12) meluncurkan jurnal popular pemikiran ekonomi Islam, ‘Kasyaf’. 

“Saya selalu mengidealkan kampus itu bisa membantu masyarakat memenuhi tiga hal mendasar,” kata Syaiful Rahman, dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu (14/12/2019).

Dalam pidatonya, ia mengatakan, "Pertama untuk membantu publik lebih mengenal dan taat kepada Allah SWT. Kedua membantu mereka memiliki akhlak mulia, dan ketiga mampu menegakkan keadilan sosial yang merupakan sifat emansipatoris dari ilmu.” katanya.

Dalam kaitan untuk mengejar pemenuhan fungsi itulah, kata Syaiful, jajarannya membangun dan meluncurkan Jurnal Kasyaf. ‘Kasyaf’ sendiri tak hanya berupa jurnal cetak enam bulanan. Memenuhi kebutuhan publik era digital, ‘Kasyaf’ pun memiliki situs dunia maya yang diperbarui sekali sepekan, yakni www.pusdi-ebi.feb.unpad.ac.id, yang di dalamnya masyarakat bisa menikmati berbagai pemikiran di ‘Kasyaf’.

Pada edisi perdana ‘Kasyaf’ edisi cetak, Syaiful dkk mengangkat tema besar ‘Indonesia di 100 Tahun Kedua’, seiring kepedulian untuk mengajak semua warga negara RI memikirkan masa depan negeri ini. Terdapat 11 penulis yang memperkuat iklim diskursi yang dicoba diusung pada edisi ini, yakni budayawan Radhar Panca Dahana, ulama cum intelektual Adian Husaini, pemikir Islam Yudi Latif, intelektual Fachry Ali, Didin S Damanhuri, Arif Budimanta, Marwan Batubara, Erie Febrian dan sebagainya.

“Radhar mempertanyakan banyak hal mendasar dalam kebudayaan, sekaligus memprediksi apa yang akan terjadi dalam peradaban Indonesia ke depan,” kata Syaiful. “Sementara Adian dan Fachry mengingatkan keharusan besarnya peran umat Islam dalam peradaban yang hendak dibangun di Indonesia. Yudi, Didin, Marwan dan Arif Budimanta membedah problem ketimpangan sosial di Indonesia dan menggagas cara keadilan sosial ditegakkan di Indonesia.”   

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: