Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ini Dia Hasil Laporan Indonesia Mobile Ecosytem Report 2019 oleh Mobile Marketing Association

Ini Dia Hasil Laporan Indonesia Mobile Ecosytem Report 2019 oleh Mobile Marketing Association Kredit Foto: MMA
Warta Ekonomi, Jakarta -

Mobile Marketing Association (MMA) meluncurkan laporan bertajuk "Indonesia Mobile Ecosystem Report 2019", Jumat (13/12/2019). Laporan ini merupakan lanjutan kesuksesan dari peluncuran Mobile Ecosystem Report yang sebelumnya telah diluncurkan di Vietnam dan India. 

Penggunaan layanan berbasis seluler dalam skala global makin berkembang secara signifikan. Berdasarkan GSMA Intelligence, di akhir tahun 2018, lebih dari 5,1 miliar orang di seluruh dunia (hampir 67% dari populasi global) terkoneksi dengan telepon genggam dan diprediksi pada tahun 2025, 71% dari keseluruhan populasi akan terkoneksi dengan layanan seluler. Indonesia sendiri merupakan negara dengan 97% populasi atau sekitar 171 juta orang merupakan pengguna internet.

Baca Juga: Mantap! Qualcomm Perkenalkan Platform Mobile 5G Paling Canggih di Dunia

Berisikan data primer dan sekunder yang bersumber dari anggota MMA dan beberapa mitra seperti Facebook, Google, Twitter, Gojek, GroupM, Nestle, Kompas Gramedia, Inmobi, AdColony, Havas Group, Mindshare, Euromonitor International, PubMatic, GlobalWebIndex, Hootsuite, Comscore, dan Telkomsel DigiAds, Indonesia Mobile Ecosystem Report 2019 akan memberikan pemahaman utama yang dapat membantu para pemasar untuk dapat menavigasikan ekosistem berbasis seluler di Indonesia.

Temuan utama dalam Indonesia Mobile Ecosystem Report 2019:

Dominasi Ponsel Pintar – Indonesia akan menjadi negara adidaya ponsel pintar di tahun 2025 dengan 410 juta pengguna mengikuti China (1469 juta) dan India (983 juta) sebagai tiga besar pasar ponsel pintar secara global. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Global Web Index, hampir 97% pengguna internet di Indonesia menggunakan ponsel pintar untuk terhubung ke web.

Pergeseran Pemilihan Layar - Masyarakat Indonesia mulai beralih dari laptop ke ponsel di tahun 2014-2019. Mereka bahkan menghabiskan lebih banyak waktu menggunakan ponsel dibandingkan dengan negara lain.

Kebangkitan Micro & Nano Influencer - Masyarakat Indonesia banyak menghabiskan waktunya untuk berinteraksi secara online di media sosial. 92% pengguna internet di Indonesia rata-rata menghabiskan 3 jam 26 menit per hari untuk mengakses media sosial. Banyak pertimbangan berbelanja dipengaruhi oleh media sosial, hal ini merupakan alasan pemasaran melalui influencer meningkat dan menjadi sebuah tren.

Konsumen Indonesia lebih memilih pelayanan dan pengalaman dibandingkan produk – Traveling merupakan sektor individual dengan pertumbuhan tercepat di Indonesia, bahkan menghabiskan sekitar 14% pengeluaran. Pelayanan dalam bidang kuliner merupakan sektor terbesar kedua dengan angka pengeluaran 19%. Menurut bank investasi JP Morgan, Indonesia adalah salah satu pasar perdagangan seluler paling cepat berkembang di dunia dan bernilai US$7,1 miliar.

Meningkatnya Iklan Programmatic - Untuk meningkatkan efisiensi dan daya jangkau pemasaran, para pemasar meningkatkan adopsi periklanan yang dirancang secara khusus atau terprogram. Hal ini menjadikan pesan yang disampaikan para pemasar sampai ke target khalayak yang diinginkan, di waktu yang tepat dengan konteks yang sesuai, menggunakan pemahaman khalayak dan sarana teknologi. 

Pengeluaran untuk periklanan digital tumbuh hingga 19% di tahun 2019, pertumbuhan ini relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan pertumbuhan luar biasa hingga tiga digit beberapa tahun yang lalu. Pertumbuhan digital dipimpin oleh video (+33%) dan sosial (+27%).

Shanti Tolani, Country Manager MMA Indonesia mengatakan bahwa sebagai salah satu pasar dengan pertumbuhan industri berbasis seluler tercepat, Indonesia menawarkan peluang besar bagi pemasar dalam memanfaatkan berbagai saluran dinamis untuk meraih khalayak yang luas.

"Indonesia Mobile Ecosystem Report 2019 dapat membantu para pelaku di industri ini untuk membuka potensi seluler secara maksimal dan mempersiapkan diri untuk dunia berbasis seluler yang selalu berkembang," tutup Shanti dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (17/12/2019).

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: