Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Rusia Ungkap Aktivitas Militer NATO Meningkat Dua Kali Lipat, Akan Ada Konflik Besar?

Rusia Ungkap Aktivitas Militer NATO Meningkat Dua Kali Lipat, Akan Ada Konflik Besar? Kredit Foto: Reuters
Warta Ekonomi, Moskow -

Meningkatnya intensitas dan skalan latihan militer NATO pimpinan Amerika Serikat (AS) di Baltik dan Laut Hitam menunjukkan aliansi itu sedang mempersiapkan konflik militer yang dahsyat. Hal itu diungkapkan oleh Kepala Staf Militer Rusia, Jenderal Valery Gerasimov.

Saat memberikan pengarahan pada atase militer asing di Moskow, Gerasimov mengatakan peningkatan latihan perang skala besar NATO di wilayah Baltik, Polandia, dan Laut Hitam menunjukkan bahwa mereka bersiap menghadapi konfrontasi besar.

"Skenario (latihan) menunjukkan bahwa NATO sengaja melatih pasukannya untuk terlibat dalam konflik militer yang besar," katanya seperti dikutip dari Russia Today.

Baca Juga: Pakai Serangan Udara, Rusia-Suriah Gempur Basis Militer...

Gerasimov menunjukkan bahwa selain 'melenturkan otot' militernya di sekitar perbatasan Rusia, AS terus mengerahkan sistem rudal anti-balistiknya ke Eropa, yang dianggap Moskow sebagai ancaman akut bagi keamanan nasionalnya.

"Selain itu, ada kampanye kotor yang sedang berlangsung tentang 'ancaman militer Rusia' yang ditujukan untuk menjelek-jelekkan Moskow," kata jenderal top Rusia itu.

"Setiap peningkatan militer yang diupayakan oleh Rusia, transparan dan defensif, sedang diputar oleh media Barat dan pemerintahnya sebagai ancaman terhadap perdamaian," tambahnya.

Baca Juga: Wow, NATO Siap Terima Drone Global Hawk AS, Total Ada 5 Unit!

Rusia tidak berdiam diri menghadapi serangan militer AS dan NATO dan telah mengembangkan senjata mutakhir baru yang dapat mem-bypass pertahanan udara yang ada.

Salah satunya adalah Kinzhal, rudal hipersonik yang diluncurkan udara. Gerasimov mengkonfirmasi bahwa rudal telah berhasil menyelesaikan serangkaian tes, termasuk di Kutub Utara.

Ketika ditanya apakah ia yakin perang besar dapat pecah pada tahun 2050, Gerasimov mengatakan bahwa tidak ada prasyarat langsung untuk perang besar-besaran meskipun situasinya tidak stabil karena tekanan politik, ekonomi dan informasi yang ditempatkan pada aktor independen seperti Rusia.

Baca Juga: Tingkatkan Produksi, Suriah Setujui Kontrak Eksplorasi Minyak dengan Rusia

Namun, ia mencatat bahwa mengingat ketidakpastian saat ini di dunia, itu bisa berubah dalam semalam.

"Dalam kondisi seperti itu, kita tidak dapat mengesampingkan bahwa krisis yang muncul mungkin keluar dari kendali dan berkembang menjadi konflik militer berskala besar," ujarnya.

"Mempertimbangkan hal itu, sangat penting untuk meredakan ketegangan yang menumpuk antara Barat dan Rusia sehingga permusuhan tidak mengarah pada insiden militer yang berbahaya," kata Gerasimov, menggambarkannya sebagai area terpenting dalam dialog antara Rusia dengan AS dan NATO.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: