Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kejar Target Ekspor, Kementan Dorong Lahirnya Varietas Unggul

Kejar Target Ekspor, Kementan Dorong Lahirnya Varietas Unggul Kredit Foto: Kementan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Pertanian (Kementan) di bawah kepemimpinan Syahrul Yasin Limpo telah menargetkan ekspor pertanian meningkat tiga kali lipat selama lima tahun ke depan.

Untuk mencapai itu, Syahrul meminta para pemulia tanaman, baik dari internal Kementan ataupun perguruan tinggi dan swasta, untuk terus melahirkan varietas-varietas unggul sehingga produktivitas pertanian bisa meningkat. 

"Bila kita ingin ekspor, maka kita harus berkompetisi (di pasar internasional) dengan harga yang bersaing, kualitas yang terjaga, dan diplomasi pertanian. Kemampuan kita berkompetisi harus didukung dengan varietas-varietas yang mampu menghasilkan kuantitas besar dan memiliki daya tahan yang tinggi," ucap Syahrul saat memberikan sambutan pada Pekan Perlindungan Varietas Tanaman (PVT) di Auditorium Kementan, Ragunan, Jakarta Selatan, Rabu (18/12/2019) siang. 

Baca Juga: Canggih! Agriculture War Room Kementan Bersiap, Digunakan Tahun Depan

Selain menargetkan ekspor pertanian bisa meningkat hingga tiga kali lipat, Kementan juga akan mendorong peningkatan produksi pertanian, minimal sebesar 7 persen per tahun.

Percepatan peningkatan produksi dapat dilakukan jika para pelaku pertanian bisa memanfaatkan varietas unggul baru. Kontribusi varietas unggul baru disebut Syahrul dapat memacu peningkatan produksi sampai 15 persen.

"Untuk mencapai target tersebut, maka kita harus memasifkan penerapan inovasi dalam pembangunan pertanian. Salah satu yang paling potensial untuk dapat mempercepat terjadinya peningkatan produksi tersebut adalah melalui penggunaan benih unggul atau varietas unggul baru," sebutnya.

Pada kesempatan tersebut, Syahrul juga mengapresiasi para peneliti dan pemulia yang telah menghasilkan varietas unggul. Apalagi, kegiatan pemuliaan membutuhkan waktu lama dan biaya besar.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: