Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

BCK Digugat Pailit, Bos IIF Bakal Pilih Debitur Potensial

BCK Digugat Pailit, Bos IIF Bakal Pilih Debitur Potensial Kredit Foto: Ist
Warta Ekonomi, Jakarta -

Direktur Utama PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF), Reynaldi Hermansjah mengaku, pihaknya sudah mengetahui proses persidangan kasus pailit yang sedang dijalani debiturnya, PT Bangun Cipta Kontraktor (BCK) di Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

 

Reynaldi mengaku, perusahaan mengetahui dari sejumlah informasi di media masa terkait proses persidangan Permohonan Pernyataan Pailit terhadap Bangun Cipta Kontraktor. "Saya mengetahui hal itu. Dan mengenai (proses pailit BCK) itu, informasi-informasinya sudah ada di media," katanya di Jakarta, Kamis (19/12/2019).

 

Sebagaimana diketahui, Bangun Cipta Kontraktor dan PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) membuat perusahaan patungan bernama PT Meta Adhya Tirta Umbulan untuk menggarap proyek Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Umbulan. Pada Desember 2016, IIF dan PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) menandatangani perjanjian pembiayaan sindikasi untuk proyek SPAM Umbulan.

 

Baca Juga: Bantu Bangun Infrastruktur, IIF Terbitkan Obligasi Rp1,5 T

 

Terkait kasus kepailitan Bangun Cipta Kontraktor yang dimohonkan oleh perusahaan asal Selandia Baru, H Infrastructure Limited (HIL), agenda persidangan di Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat sudah memasuki tahap pengambilan kesimpulan. Rencananya, majelis hakim akan memutuskan perkara ini pada 30 Desember 2019.

 

Menurut Reynaldi, saat ini IIF memiliki tiga besar fokus sektor infrastruktur, yakni sektor jalan tol, renewable energy dan sektor air. "Untuk sektor air, atau kalau untuk ketiga sektor itu sebesar 55 persen dari total (penyaluran pembiayaan)," ujarnya.

 

Baca Juga: HIL Harap Pengadilan Kabulkan Gugatan Pailit BCK

 

Dia menegaskan, penyaluran pembiayaan IIF akan menyasar perusahaan yang berkompetensi baik. "Intinya, (penyaluran pembiayaan) kepada industri-industri yang memang memiliki potensi yang baik, maka kami ada keinginan investasi atau membantu mereka," tutur Reynaldi.

 

Terkait potensi bagi BCK untuk kembali menerima pembiayaan, Reynaldi enggan untuk memastikan perusahaan yang akan menerima pembiayaan di 2020. "Soal (BCK) itu hal yang berbeda. Sesuatu yang berbeda," imbuhnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: