Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Return Tinggi Belum Tentu Aman, Bos! Ikuti Tips Investasi Ini

Return Tinggi Belum Tentu Aman, Bos! Ikuti Tips Investasi Ini Kredit Foto: Freepik
Warta Ekonomi, Jakarta -

Belakangan ini, aksi suspensi produk investasi reksa dana tengah marak terjadi. Seperti yang diketahui, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melakukan suspensi terhadap produk-produk reksa dana yang dikelola sejumlah manajemen investasi.

Tentunya, hal ini tak hanya merugikan para investor yang telah menempatkan investasi di produk-produk investasi tersebut, tetapi juga bisa membuat cemas calon investor yang akan berinvestasi di produk-produk reksa dana lainnya.

Namun, jangan khawatir terlalu lama! Berinvestasi di reksa dana masih aman dan terjamin kok, asal kamu memperhatikan tips investasi aman ala Bahana TCW Investment Management (BTIM) yang diutarakan oleh Presiden Direktur BTIM, Edward Lubis berikut ini.

Baca Juga: Hati-hati Investasi Bodong Syariah Lagi Marak, Begini Cara Menghindarinya

Waspada terhadap investasi yang menjanjikan imbal hasil yang pasti

Manajemen Investasi yang baik dan benar tidak menjual produk investasi dengan iming-iming atau menjanjikan sebuah return atau imbal hasil yang pasti, terutama jika hasilnya tinggi.

Pasalnya, return produk investasi bergantung pada kondisi market finansial yang sangat dinamis. Sehingga, Manajemen Investasi hanya boleh menunjukkan imbal hasil pada periode waktu yang sudah berjalan. Untuk itu, investor sebaiknya menghindari dan tak langsung percaya jika ada yang menjanjikan return sudah pasti dan tinggi.

Kritis terhadap informasi mengenai reksa dana, khususnya portofolio aset dasar reksa dana seperti yang tercantum di fund fact sheet

Selalu perhatikan informasi mengenai produk reksa dana, sebelumĀ  membeli. Informasi-informasi yang harus diperhatikan di lembar fakta reksa dana alias fund fact sheet misalnya, portofolio investasi apa saja yang tercantum pada produk reksa dana.

Apakah portofolio investasi dialokasikan pada instrumen yang aman dan terjamin, atau justru dialokasikan pada saham-saham gorengan.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: