Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kepada Ahok dan Erick Thohir, Presiden Jokowi secara Khusus Minta. . . .

Kepada Ahok dan Erick Thohir, Presiden Jokowi secara Khusus Minta. . . . Kredit Foto: Instagram @erickthohir
Warta Ekonomi, Jakarta -

Presiden Joko Widodo meninjau kilang PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) di Kabupaten Tuban, pada Sabtu (21/12/2019). Kawasan TPPI akan dikembangkan menjadi industri petrokimia nasional yang menghasilkan beragam produk turunan petrokimia dan produk bahan bakar 

"Ini adalah merupakan salah satu kilang yang terbesar di negara kita yang dapat menghasilkan produk aromatik, baik para-xylene, ortho-xylene, bensin, toluene, heavy aromatic, dan juga penghasil BBM, premium, pertamax, elpiji, solar, kerosene, ini bisa untuk semuanya," kata Jokowi dalam siaran pers resminya.

Baca Juga: Pak Luhut, Ahok Gak Pantas Jadi Komut!

Jokowi meminta Menteri Badan Usaha Milik Negara, Erick Thohir; Direktur Utama PT Pertamina, Nicke Widyawati; dan Komisaris Utama Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama, untuk segera menyelesaikan kilang itu. Presiden mengatakan, dia telah cukup lama menunggu penyelesaian kilang tersebut.

"Mintanya tadi 4 tahun, 3 tahun harus rampung semuanya. Entah itu dengan kerja sama, entah itu dengan kekuatan sendiri. Saya kira ada pilihan-pilihan yang bisa diputuskan segera," ungkapnya. 

“Saya minta nanti di bulan Januari sudah ada kejelasan mengenai ini karena ini saya tunggu sudah 5 tahun," tambah dia.

Baca Juga: Direksi Otw Dirombak Erick Thohir, Menhub Budi Karya Minta Jatah Jabatan di Garuda!

Kilang TPPI sudah dibangun sejak lebih dari dua dekade lalu, namun kemudian tersendat karena beberapa masalah. Setelah TPPI diakuisisi, Pertamina akan membangun TPPI menjadi pabrik petrokimia terpadu. 

Apabila telah berproduksi secara penuh, lanjut Presiden Jokowi, maka TPPI memiliki potensi yang bisa menghemat devisa hingga US$4,9 miliar atau sekitar Rp56 triliun.

"Besar sekali. Kurang lebih Rp56 triliun. Ini merupakan substitusi, karena setiap tahun kita impor, impor, impor. Padahal kita bisa buat sendiri, tapi tidak kita lakukan," kata Jokowi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: