Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pengamat Ingatkan Menteri Nadiem Jangan Ulangi Kesalahan Uni Soviet

Pengamat Ingatkan Menteri Nadiem Jangan Ulangi Kesalahan Uni Soviet Kredit Foto: Ist
Warta Ekonomi, Jakarta -

Langkah perubahan di sektor Pendidikan yang tengah digagas oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim, mendapatkan apresiasi dari berbagai. Dengan segala permasalahan yang ada selama ini, sektor pendidikan di Indonesia dianggap perlu untuk mulai mempertimbangkan cara-cara dan pendekatan yang baru agar tidak terjebak pada persoalan yang itu-itu saja.

 

Pun demikian, sektor pendidikan juga diminta untuk tetap dibangun dan dikembangkan dengan tidak terlepas dari persoalan kebangsaan secara keseluruhan. “Pemerintah perlu ingat betul bahwa salah satu peran utama Pendidikan adalah mengubah seorang individu negara dari sekadar penduduk menjadi seorang warga negara. Ini penting untuk jadi landasan awal pembangunan pendidikan kita ke depan,” ujar Pengamat Penddiikan, Bambang Pharma, dalam sebuah diskusi, di Jakarta, Minggu (22/12). 

 

Baca Juga: Patut! Nadiem Makarim Patut Didukung, Alasannya Gak Tanggung-Tanggung!

 

Selain permasalahan Pendidikan, diskusi tersebut juga membahas tentang tantangan Indonesia di bidang politik, ekonomi hingga kebangsaan di tahun 2020 mendatang.Menurut Bambang, ada perbedaan yang sangat mendasar antara definisi penduduk dan warga negara.

 

Bambang menjelaskan, istilah penduduk bisa dilekatkan pada siapa pun individu yang lahir di satu wilayah tanpa adanya konsekuensi-konsekuensi lain yang mengikutinya. Sedangkan warga negara adalah posisi seorang individu sebagai seorang warga dari kelompok yang dinamakan negara. Karena merupakan bagian dari kelompok, maka tentu ada hak dan kewajiban yang melekat pada seorang warga negara. 

 

“Makanya kemudian ada istilah bela negara, kalau di negara lain ada wajib militer dan sebagainya. Itu adalah konsekuensi dari keterikatan kita sebagai seorang warga negara itu sendiri. Nah (konsep) ini semua dibentuk sejak dini lewat Pendidikan,” tutur pria yang juga menjabat sebagai Ketua Tim Perumus Pendidikan di Yayasan Suluh Nusantara Bakti ini.

 

Baca Juga: Penghapusan UN, Nadiem: Itu Baru Ronde Pertama

 

Semangat keterikatan sebagai bagian dari sebuah negara itu, lanjut Bambang, yang hilang dan tidak lagi ditemukan pada negara-negara gagal seperti Uni Soviet. Meski misalnya negara tersebut kaya, wilayahnya luas, militernya kuat dan Pendidikan warga negaranya tergolong tinggi, namun masing-masing warga negara tersebut sudah tidak ingin lagi terikat dalam sebuah status kewarganegaraan.

 

“Bahaya ini yang harus bersama-sama kita hadapi. Uni Soviet itu kurang apa coba? Mereka kaya, warganya pandai-pandai, militernya kuat, bahkan mereka saat itu termasuk negara adidaya selain Amerika. Tapi tetap saja mereka pecah, hancur karena ikatan bernegara ini tidak ada lagi. Nah fakta ini harus jadi pengingat untuk kita, agar jangan mengulangi kesalahan yang sama,” tegas Bambang.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: