Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ini Daftar Kesalahan Manajemen Bus Sriwijaya Versi Polisi

Ini Daftar Kesalahan Manajemen Bus Sriwijaya Versi Polisi Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kakorlantas Polri Irjen Polisi Istiono menilai lemahnya kontrol dari Perusahaan Otobus Sriwijaya mengakibatkan kecelakaan maut Bus Sriwijaya di Sungai Lematang, Kota Pagaralam, Sumatera Selatan, hingga menewaskan sedikitnya 35 orang.

Pertama, kata Irjen Pol. Istiono melalui siaran pers, Rabu, faktor PO bus mempekerjakan sopir bus tanpa SIM, mengalihkan/menugaskan sopir ke jalur lain, kapasitas tempat duduk sesuai perizinan untuk 25 seat namun dipaksakan untuk 48 seat.

Baca Juga: Kecelakaan Bus Sriwijaya, Polisi Masih Selidiki Penyebabnya

Selain itu, manajemen kontrol yang lemah atau membiarkan busnya dioperasionalkan tidak sesuai dengan standar keselamatan.

Kakorlantas Polri Irjen Polisi Istiono menilai lemahnya kontrol dari Perusahaan Otobus Sriwijaya mengakibatkan kecelakaan maut Bus Sriwijaya di Sungai Lematang, Kota Pagaralam, Sumatera Selatan, hingga menewaskan sedikitnya 35 orang.

Pertama, kata Irjen Pol. Istiono melalui siaran pers, Rabu, faktor PO bus mempekerjakan sopir bus tanpa SIM, mengalihkan/menugaskan sopir ke jalur lain, kapasitas tempat duduk sesuai perizinan untuk 25 seat namun dipaksakan untuk 48 seat.

Berdasarkan penyelidikan, kata Istiono, bus tersebut sebetulnya tidak layak jalan.

Kedua, lanjut dia, faktor kendaraan. Bus buatan tahun 1999 sudah dioperasionalkan selama 20 tahun. Kondisinya tidak terkontrol. Terjadi rem blong saat dioperasionalkan menunjukkan standar keamanan bus tidak terpenuhi atau kondisi tidak layak operasional.

"Ban belakang vulkanisir dan aus sehingga tidak berfungsi sebagai penahan saat dilakukan pengereman atau menyebabkan kendaraan meluncur los," katanya menjelaskan.

Hal tersebut diperparah oleh ruas jalan yang berliku tanpa dilengkapi rambu-rambu dan pengaman pembatas jalan.

"Faktor lain adalah faktor manusia. (Sopir) tidak memiliki SIM sehingga menunjukkan pengemudi tidak profesional. Tidak terbiasa melewati jalur tersebut. Saat menghadapi masalah, menjadi gugup dan tidak mampu mengatasi situasi yang berdampak los, tidak ada pengereman atau upaya penyelamatan darurat," katanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: