Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Starbucks Disalip Startup Kopi China, Jadi Kalah dari Segi . . . .

Starbucks Disalip Startup Kopi China, Jadi Kalah dari Segi . . . . Kredit Foto: Tech Crunch
Warta Ekonomi, Surakarta -

Starbucks tampaknya tak lagi unggul di China, jika dilihat dari aspek jumlah toko luring. Sebab, startup jaringan minuman lokal, Luckin Coffee akhirnya membuktikan ambisinya untuk membuka toko lebih banyak dari perusahaan Amerika Serikat itu dalam waktu tiga tahun saja.

Berdiri pada 2017, startup kopi berbasis permintaan itu mampu mendirikan 4.910 toko di China per 16 Desember 2019, lebih banyak 600 toko daripada Starbucks China. Data itu berasal dari perusahaan riset Thinknum Alternative Data.

"Starbucks membutuhkan waktu 20 tahun untuk membuka 4.300 lokasi per Desember 2019. Sementara rencana awal Luckin adalah membuka 4.500 toko pada akhir tahun ini," tulis KrAsia dalam laporannya, dikutip Kamis (26/12/2019).

Baca Juga: Nilai Saham Mengudara, Kekayaan Bos Luckin Coffee Kian Berjaya

Data dari Thinknum menunjukkan, kedua perusahaan itu sempat imbang dengan 4.200 toko pada November. Untuk mengalahkan Starbucks yang menambah sekitar 100 toko sebulan kemudian, Luckin akhirnya membuka 700 toko lagi.

Startup itu membuka toko-toko terbarunya di daerah-daerah yang kurang berkembang di China, di mana Starbucks belum menjangkaunya. "Itu berbeda dari strategi ekspansi awal startup pada umumnya yang lebih fokus pada kota-kota besar Tirai Bambu," kata Thinknum.

Lebih dari 90% toko Luckin merupakan toko kecil untuk mengambil pesanan yang dilakukan melalui aplikasi, cenderung memiliki jumlah tempat duduk yang terbatas. Memang, Luckin mengklaim lebih fokus pada pengambilan dalam toko dan layanan pengiriman, sedangkan Starbucks lebih menyediakan pengalaman di tempat.

Meski Luckin unggul dari segi jumlah toko, pangsa pasarnya masih kalah jauh daripada Starbucks (58,5% per 2018). Pada waktu yang sama, Luckin hanya menguasai 2,1% pangsa pasar, bahkan kalah dari McDonald Coffee yang menguasai 5% pangsa pasar. 

Luckin melaporkan total pendapatan bersih senilai 1,54 juta renmibi (sekitar Rp3,01 triliun) pada kuartal ketiga tahun ini, naik 540,2% dari tahun lalu. Namun, kerugaiannya meningkat 18% dari 484,9 juta renmibi menjadi 531,9 juta renmibi (sekitar Rp1,1 triliun).

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Tanayastri Dini Isna

Bagikan Artikel: