Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Rusia Sebut Campur Tangan Asing dalam Krisis Libya Bakal Ciptakan Kondisi...

Rusia Sebut Campur Tangan Asing dalam Krisis Libya Bakal Ciptakan Kondisi... Kredit Foto: Sputnik
Warta Ekonomi, Moskow -

Rusia menyatakan menolak campur tangan asing dalam krisis Libya. Moskow menyebut, campur tangan asing tidak akan membantu menyelesaikan situasi di Libya, tetapi upaya untuk memfasilitasi pencarian solusi disambut baik.

"Adapun situasi di Libya, itu pasti menyebabkan banyak kekhawatiran, dan kami juga prihatin. Kami telah berulang kali menegaskan bahwa Rusia tertarik untuk menemukan solusi damai untuk krisis Libya sesegera mungkin untuk mengakhiri pertumpahan darah," kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov.

Baca Juga: Netanyahu: Jika Bukan Saya PMnya, Israel-Rusia Bisa Perang

Ketika mengomentari rencana Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan untuk mengirim pasukan ke Libya, Peskov mengatakan pihaknya meyakini campur tangan asing tidak akan membantu menyelesaikan krisis Libya.

"Kami percaya bahwa campur tangan asing tidak akan membantu menyelesaikan situasi tetapi setiap kegiatan untuk memfasilitasi upaya penyelesaian konflik dan membantu pihak-pihak untuk menemukan solusi selalu selamat datang. Rusia hanya bisa menyambut upaya internasional," ucapnya, seperti dilansir Tass pada Kamis (26/12/2019).

Menanggapi pertanyaan apakah Kremlin memiliki informasi tentang keberadaan tentara bayaran Rusia di Libya, Peskov mencatat bahwa pada kenyataannya, Libya telah berubah menjadi tempat penampungan bagi tentara bayaran dari sejumlah negara, serta bagi para teroris.

Baca Juga: Jurnalis Wanita Berhenti dari Pekerjaannya Usai Bertanya pada Putin, Terungkap Isi Pertanyaannya...

"Semua ini adalah hasil dari tindakan terkenal dari beberapa negara terkenal, yang bertujuan menghancurkan kenegaraan Libya," ucapnya

"Warga negara dari berbagai negara bertindak sebagai tentara bayaran di berbagai belahan dunia dan tidak mungkin bagi suatu negara untuk mengontrol pergerakan semua warganya," tukasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: