Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Demi Tambal Utang, Jiwasraya Bakal Dapat Dana Rp16 Triliun dari. . . .

Demi Tambal Utang, Jiwasraya Bakal Dapat Dana Rp16 Triliun dari. . . . Kredit Foto: Antara/Galih Pradipta
Warta Ekonomi, Jakarta -

Benang kusut masalah keuangan yang menjerat PT Asuransi Jiwasraya selama bertahun-tahun mulai diurai satu per satu. Bersamaan dengan proses penyelidikan yang berlangsung, berbagai upaya pencarian dana pun dilakukan untuk menghidupkan kembali Jiwasraya, di mana target terdekatnya adalah mendapat dana sekitar Rp16,6 triliun. 

Stafsus Menteri BUMN, Arya Sinulingga, menyebut bahwa dalam beberapa waktu ke depan, Jiwasraya akan menjual portofolio saham dengan valuasi rendah yang dimiliki perusahaan. Namun, untuk menghindari kerugian yang lebih besar, penjualan portofolio saham tersebut baru akan dieksekusi ketiga harga sahamnya sudah lebih baik. 

Baca Juga: Jiwasraya Mah Ulahnya Tuyul-Tuyul

"Kapan jual saham (undervalue) belum tahu. Masih lihat nilainya, tunggu tinggi dulu. Pokoknya nilainya sampai Rp5,6 triliun," imbuh Arya, Jakarta, Kamis (27/12/2019) kemarin.

Bukan hanya itu, pada tahun 2020 mendatang, Jiwasraya juga berencana untuk mendivestasi saham enitas anak usahanya, yakni Jiwasraya Putra. Proses divestasi yang masih dalam tahap uji tuntas itu ditargetkan dapat menghasilkan dana segar hingga Rp3 triliun. 

Arya melanjutkan, nantinya Jiwasraya juga akan mempunyai satu sumber pendanaan tetap senilai Rp2 triliun per tahun dari holding BUMN asuransi yang dibentuk oleh Kementerian BUMN. Meski hingga kini Kementerian BUMN belum mennetukan pihak yang akan menjadi induk dari holding tersebut, Arya mengatakan rencana tersebut akan terealisasi paling lambat pada Agustus 2020.

Baca Juga: Ini Lho Saham Gorengan yang Buat Jiwasraya Rugi

"Holding asuransi ini kan targetnya ada dana masuk Rp2 triliun ke Jiwasraya selama empat tahun sehingga totalnya Rp8 triliun," sambung Arya.

Asal tahu saja, kasus gagal bayar yang dialami oleh Jiwasraya diklaim berawal ketika manajemen melakukan kesalahan strategi investasi ke dalam saham-saham gorengan yang nilainya berada di bahwa Rp50 per saham. Atas kesalahan tersebut, investasi di dalam tubuh Jiwasraya tidak berjalan dengan semestinya. Alhasil, Jiwasraya hanya dapat mengandalkan pemasukan dari nasabah baru untuk membayar klaim nasabah sebelumnya.

"Harusnya pembayaran klaim-klaim itu berdasarkan investasi, bukan dari masuk pelanggan nasabah baru  untuk bayar utang. Itu gali lubang tutup lubang," lanjut Arya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: