Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bos Garuda Bilang Sebenarnya Tiket Pesawat Lebih Murah dari Ojol, tapi Kok....

Bos Garuda Bilang Sebenarnya Tiket Pesawat Lebih Murah dari Ojol, tapi Kok.... Kredit Foto: Antara/Muhammad Iqbal
Warta Ekonomi, Jakarta -

Banyak pihak yang mengeluhkan mahalnya tiket pesawat. Namun, ungkapan Plt Direktur Utama Garuda Indonesia Fuad Rizal justru mengagetkan. Pasalnya, ia mengungkapkan bahwa tarif ojek online sebenarnya lebih mahal ketimbang tiket pesawat kelas ekonomi.

Kok bisa?

Fuad melihatnya melalui regulasi tarif batas atas (TBA) masing-masing transportasi umum untuk pesawat kelas ekonomi TBA-nya sudah di bawah ojol.

"Ini bisa dilihat sendiri TBA masing-masing transportasi. Kalau pesawat yang diatur itu kelas ekonomi," ujarnya di kantor Garuda Indonesia, Tangerang, Jumat (27/12/2019).

Baca Juga: Mas Tama Minta Tiket Pesawat Murah, Eh Menhub Lempar ke Erick Thohir: Tanya Menteri BUMN

Fuad menerangkan untuk TBA pesawat full service carier (FSC) rata-rata per km sebesar Rp2.500/km per penumpang. Sementara untuk TBA ojol per km ditetapkan Rp2.600/km per penumpang.

"Kalau dibandingin tarif ojek online sudah Rp2.600. kemudian untuk taksi sudah Rp6.500 (per km per penumpang). Jadi biar mengerti semua, memang secara industri tarif penerbangan di Indonesia sudah sangat murah," jelasnya.

Baca Juga: Pemerintah Bakal Turunkan Harga Tiket Pesawat

 

Menurut Fuad pada 2016 dan 2017 industri penerbangan sangat tidak sehat. Meskipun jumlah penumpang naik, maskapai harus rela berdarah-darah lantaran hanya menjual tiket 60% dari TBA.

"Dari sisi harga industrinya sudah tidak sustain sama sekali. Industrinya bisa rusak sendiri dan mati. Suda lebih dari 15 airlines yang mati dalam 10 tahun karena kompetisinya tidak sehat," tutupnya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Clara Aprilia Sukandar
Editor: Clara Aprilia Sukandar

Bagikan Artikel: