Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dari Keluarga Sederhana, Pria Bali Ini Sukses Bisnis Hotel di Malang

Dari Keluarga Sederhana, Pria Bali Ini Sukses Bisnis Hotel di Malang Kredit Foto: Cahyo Prayogo
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sukses tak datang tiba-tiba. Perlu pengorbanan dan kerja keras untuk meraihnya. Seperti kisah sukses I Gde Mastra. Pria asal Bali yang merintis bisnis perhotelan dari bawah. Hotelnya kini menjadi satu-satunya hotel bergaya Bali di Malang.

Di Kota Malang, nama I Gde Mastra sudah sangat dikenal. "Orang Bali yang punya Hotel Ubud". Hotel dan cottage-nya, Ubud Hotel & Cottages Malang, tak hanya bernuansa Bali, tetapi sangat Bali sehingga tamu yang datang akan merasa seperti berada di Desa Ubud, sebuah desa wisata di Bali.

Baca Juga: Menikmati Nuansa Ubud Bali di Kota Malang | Review Ubud Cottages Malang

Di atas lahan seluas 3,5 hektare, di Jalan Bendungan Sigura-gura Barat Nomor 6, Malang, Gde membangun 'Ubud'. Dia memboyong tukang dari Bali. Materialnya pun dibawa langsung dari sana. Tempelan dinding dan tiang-tiang, patung-patung, bahkan hiasan gantungan dari pelepah daun kelapa.

Hampir semua eksterior yang ada di Ubud Cottage berasal dari Pulau Bali. Gde ingin cottage-nya ini asli, seasli-aslinya. Seperti di Desa Ubud. Untuk membangun hotel dan cottages yang indah dan asri seperti yang dia inginkan, ia harus merogoh kocek sangat dalam.

"Ketika kita berbeda, mudah-mudahan ada keunggulan di sana. Kita bisa men-declare kalau di Jatim kita ini satu-satunya. Sehingga menarik tamu untuk hadir. Dengan beda properti, beda layanan, beda sentuhan, kita ingin mengusung sesuatu yang berbeda," katanya kepada Warta Ekonomi, beberapa waktu lalu.

Terbukti, banyak tamu yang datang untuk menginap, berekreasi, menggelar pesta, pertemuan, atau sekadar nongkrong-nongkrong di Ubud Hotel dan Cottages Malang. Mereka datang dari dalam dan luar Kota Malang.

Sebelum menjadi pengusaha hotel, Gde adalah pegawai bank. Bahkan sempat menduduki jabatan kepala bank. Namun ia mengaku, bekerja di bank bukanlah cita-citanya. "Itu keinginan orangtua. Mereka ingin saya menjadi pegawai bank," katanya.

Meski begitu, justru dari orang tuanyalah insting bisnis Gde terasah. Sejak kecil ia terbiasa melihat orang tua berdagang, berinteraksi dengan pembeli. Ia kerap diminta untuk membantu mereka berjualan. Saat merantau ke Pulau Jawa untuk meneruskan pendidikan, saat itulah Gde mulai menggunakan insting bisnisnya.

"Sejak mahasiswa tingkat tiga saya sudah mulai berbisnis. Dari bisnis yang sederhana, sambil menuntut ilmu. Saya bawa jeruk Bali untuk dijual di sini," katanya yang ketika itu mengambil jurusan Ilmu Ekonomi di Universitas Veteran Surabaya.

Gde kini telah sukses membangun hotel di Kota Malang dan Batu. Hotelnya di Malang dibangun 13 tahun yang lalu. Cottage-nya, yang tak jauh dari lokasi hotel, resmi beroperasi pada 2014. Belum lama ini, ia meluncurkan hotel cabang di Batu.

Selain sibuk sebagai pengusaha, Gde juga seorang notaris. Dia punya lima gelar akademis dari universitas-universitas ternama di Jawa Timur. Dia merasa bahagia ketika orang tuanya turut menyaksikan dirinya lulus dan menjadi anak yang membanggakan mereka.

"Orang tua saya petani, tidak lulus SD, saya ajak mereka wisuda lima kali. Mulai dari Sarjana Ekonomi di UPN Veteran Surabaya, Sarjana Hukum di Universitas Brawijaya, Magister Manajemen Universitas Brawijaya, Magister Kenotariatan di Universitas Airlangga, kemudian Doktor Ilmu Hukum di Universitas Brawijaya lagi," katanya bangga.

Baca Juga: Pria Buleleng Diringkus usai Curi Tabung Gas-Barang Elektronik

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lili Lestari
Editor: Cahyo Prayogo

Bagikan Artikel: