Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ban Kapten dan Nasib Aubameyang di Bursa Transfer

Ban Kapten dan Nasib Aubameyang di Bursa Transfer Kredit Foto: Reuters/Tony O'Brien
Warta Ekonomi, London -

Ban kapten Arsenal menjadi bahan pembicaraan setelah Pierre-Emerick Aubameyang digosipkan bakal meninggalkan Emirates Stadium, setelah tiga klub raksasa Eropa yakni Real Madrid, Barcelona, dan Inter Milan menaruh minat untuk memboyongnya pada bursa transfer musim panas mendatang. Rumor mengenai kepindahan penyerang asal Gabon itu muncul bermula dari kegagalan klub bernegosiasi untuk membarui kontraknya yang bakal berakhir pada 2021 mendatang.

Tapi pelatih The Gunners, Mikel Arteta dengan cepat membantah spekulasi tersebut. Dalam sebuah kesempatan dia mengatakan bahwa dirinya tetap memertahankan ban kapten kepada Aubameyang.

"Saat ini, saya pikir semuanya baik-baik saja. Ini bukan saatnya bagi saya untuk mengubah hal ini sekarang karena saya belum melihat hal-hal nyata untuk membuat keputusan itu," ungkap Arteta dikutip dari laman resmi klub, Minggu (5/1/2020).

Baca Juga: Tolak Tawaran Arsenal, Aubameyang Diincar Barcelona dan Inter Milan

Sekadar informasi, Aubameyang diberikan ban kapten ketika Granit Xhaka dilucuti dari perannya oleh Unai Emery setelah melakukan tindakan kurang mengenakkan kepada penggemar Arsenal.

"Kami semakin stabil dengan kapten kami dan para pemain di skuat semakin jelas. Kami harus menyampaikan kepada para penggemar apa yang kami coba lakukan," tambah Arteta.

Arteta menambahkan ban kapten bukan sesuatu yang perlu diperdebatkan. Menurutnya, lebih baik mementingkan bagaimana menjaga kekompakan di skuat ketimbang membicarakan mengenai ban kapten.

"Pada akhirnya, seorang pria memakai ban kapten. Setelah itu, tim memilih pemimpin. Ketika seseorang berbicara, mereka mendengarkan atau mereka melihat ke atap. Saat itulah Anda melihat. Kepemimpinan terkait dengan bagaimana sebuah tim hidup bersama. Kelompok yang berbeda dengan pemimpin yang berbeda yang tidak dalam kepentingan bersama yang terbaik dari kelompok adalah apa yang ingin saya hindari."

"Kami memiliki beberapa yang lebih banyak pemimpin di lapangan, beberapa lagi di luar lapangan. Kami ingin menyatukan mereka semua. Staf juga sangat penting. Para pemain tidak tinggal sendirian di tempat latihan. Mereka terus berinteraksi dengan banyak staf. Kepemimpinan harus berasal dari banyak orang di gedung," pungkas Arteta.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Fajar Sulaiman

Bagikan Artikel: