Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Karimunjawa Diterpa Cuaca Buruk, Ratusan Wisatawan Dipulangkan dengan Kapal Pelni

Karimunjawa Diterpa Cuaca Buruk, Ratusan Wisatawan Dipulangkan dengan Kapal Pelni Kredit Foto: Tri Yari Kurniawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pelayaran kapal-kapal wisata dari Jepara menuju Karimunjawa menghentikan operasinya akibat cuaca buruk. Adanya hal tersebut ratusan wisatawan yang berada di Karimunjawa dipulangkan menggunakan Kapal milik PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) atau Pelni.

Kepala Kesekretariatan Pelni (Persero), Yahya Kuncoro mengatakan, pada Minggu (5/1/2020) KM Kelimutu yang melayari Semarang-Karimunjawa membawa sekitar 664 penumpang dan 9 balita yang mayoritas adalah wisatawan. Diketahui, Pelni memiliki dua kapal yaitu KM Kelimutu dan KM Lawit yang secara bergantian melayari wilayah Semarang-Karimunjawa setiap minggunya.

Baca Juga: Dalam 2 Pekan, Kapal-Kapal Pelni Laku Keras

"Kejadian cuaca ekstrem yang mengganggu palayaran dari dan ke Karimunjawa tidak hanya terjadi pada awal tahun ini, tetapi sudah beberapa kali terjadi. Kapal Pelni menjadi solusi bagi warga untuk kembali ke Semarang," jelas Yahya Kuncoro dalam keterangan yang diperoleh, Senin (6/1/2020).

Dirinya kembali menuturkan, kedua kapal reguler tersebut memiliki jadwal pelayaran setiap Jumat, pukul 23.59 dari Semarang dan kembali pada Minggu, pukul 13.00 dari Karimunjawa dan tiba di Semarang pada pukul 18.00. Tidak hanya saat cuaca cerah, saat cuaca buruk pun Kapal tipe 1.000 pax ini masih mampu berlayar menerjang ombak setinggi 2,5 meter sehingga meskipun cuaca buruk kapal Pelni masih dapat beroperasi.

"Sehubungan dengan musim hujan, Pelni saat ini belum melakukan penjualan paket wisata menuju Karimunjawa. Wisata terakhir dilakukan pada 20-22 Desember 2019," terangnya.

"Dengan memperhatikan faktor keselamatan dan kenyamanan dalam berlayar dan berwisata, Pelni akan kembali menjual paket wisata bahari menuju Karimunjawa pada akhir Maret atau awal April. Diperkirakan pada bulan tersebut laut sudah mulai tenang," tutup Yahya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: