Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Viral Penumpang Garuda Sempat Ditahan Gara-Gara 'Ngedumel'

Viral Penumpang Garuda Sempat Ditahan Gara-Gara 'Ngedumel' Kredit Foto: Twitter @jesswjk
Warta Ekonomi, Jakarta -

Peristiwa tidak menyenangkan terjadi pada salah satu penumpang maskapai Garuda Indonesia. Dia membagikan kisahnya di media sosial Twitter. Dalam cuitannya, pemilik akun @jesswjk Jessica ini naik pitam dengan sikap pilot yang membawa pesawat dengan penerbangan GA404 menuju Bali.

Sang pilot, petugas Bandara Ngurah Rai, dan beberapa pramugari bahkan sempat menahan Jessica beserta suami dan anak-anaknya ini di dalam ruang tunggu. Jessica yang mengaku membeli tiket business class ini kaget dengan perlakuan yang tidak terpuji tersebut.

Baca Juga: Habis Gelap Terbitlah Terang: Garuda Jadi Maskapai Paling On Time di Dunia!

Dikutip Warta Ekonomi, Senin 6 Januari 2020, Jessica menceritakan awal mula kejadian tersebut di akun pribadinya. Dia bahkan menuliskannya secara detail dan panjang. Peristiwa ini akhirnya menjadi viral.

Berikut cerita tidak mengenakan Jessica terhadap pelayanan pilot dan pramugari Garuda Indonesia.

1. So udah banyak yang request gue untuk cerita pengalaman gue jadi penumpang GA404 kemarin, hari Sabtu 4 Januari. Let's see. 

Gue travel ke Bali dengan suami gue, 3 anak gue yang terakhir usia 5 bulan, dan 2 orang nannies. Kami duduk di section business class.

2. Satu-satunya penumpang business class lainnya duduk dibelakang gue, satu penyanyi terkenal who shall not be named karena engga relevan dengan kasus ini. Flightnya smooth, delay sekitar 25 menit karena menunggu runway clear.

3. Baby gue yang kecil, sedikit rewel karena it was her first flight. No worries, gue nyusuin dia constant aja. Sisanya semua fine2 aja, sampe terakhir waktu mau landing, kita kena holding pen selama sekitar 50 menit, nungguin runway clear di Ngurah Rai.

4. At this point, anak gue yang besar pengen poop. Posisi memang sudah diperintahkan captain untuk pakai seat belt. Suami gue jalan sebentar ke aisle untuk minta izin bawa anak gue ke toilet. Pramugari menolak, karena alasan safety.

5. Terus suami gue patuh dong. duduk kembali. That's fine, terus anak gue mengeluh sakit perut (he held it in though! what a champ), suami gue jd panik sendiri + ngedumel (INI NGEDUMEL KE GUE LHO YA!! IN HIS SEAT!!) ttg Garuda ke gue. Yg mnrt gue wajar, lha dia concerned ttg anaknya.

6. Gue konsen banget, karena gue emang posisinya lagi nyusuin anak gue yang baby. Tapi yaudah lah, org kita udah lama banget nungguin landing, mendingan cepetan nyampe krn baby gue gak nyaman.

7. Singkat cerita, kami landing dengan sentosa. Keluar pesawat, turun tangga, naik mobil pertama, langsung ke terminal. Uneventful, just like any other delayed flight. Suami gue lsg ke toilet utk bawa my kid. Kami ke baggage lounge, ngasi tag ke lounge attendant utk dibawain bagasi.

8. Bagasi selesai diambil, kita ketemu sama orangtua gue dan adik gue yang udah sampe duluan (dgn later flight tapi nyampe duluan.. lol) yg juga nunggu di lounge. Pas gue dan keluarga mau keluar dari lounge, kita ditahan sama lounge attendant. "Permisi, maaf captain mau bicara"

9. Nah disini gue curiga, karena didepan lounge udah ngumpul sekitar 7-8 petugas AvSec dan Gapura (ground handlingnya Garuda), 3 orang pilot dan 6 orang pramugari. Karena gue bingung, jadi gue request orang tua gue utk duluan jalan keluar, kita kan ngga tau ya ada apaan.

10. Kami masuk kembali ke lounge. Didalam lounge satu orang petugas AvSec masuk, minta untuk melihat boarding pass kami. Gue kasi ke dia. Dia bilang captain mau bicara dengan kami. Didepan sudah ada captainnya (who shall be unnamed for the time being)

11. dan kita JELAS banget denger captain bilang, "Tahan tuh semuanya!" dengan nada super arogan. wkwk. Yaudah, karena gue merasa aneh, gue keluar dong ke arah captainnya. "Ini ada apa ya?". Suami gue ngikutin dibelakang gue.

12. Captainnya berujar lagi, "Ni tahan semua nih!" ke Avsec. Gue makin bingung dong, gila gue uda bayar premium kenapa diperlakukan seperti penjahat TANPA ALASAN YANG JELAS. Suami gue bilang lagi, "ini ada apa ya??"

13. Captainnya jawab dgn arogan, "Bapak ngomong apa di flight? Bapak menghina Garuda kan di dalam flight! Saya atas nama direktur operasional Garuda, nanti akan ada petugas yang menindaklanjuti." Kaget lah suami gue, kapan kita menghina garuda malihhh.

14. Suami gue blg, "Hah? Kapan kita menghina Garuda? Apa buktinya? Coba tunjukin ke saya." Captainnya bikin gesture manggil ke arah pramugari yang bergerombol di depan, lalu pramugari yang serving kami di business class dateng. Pramugarinya "Saya denger bapak blg garuda ta*".

15. Sampe sini sebenernya gue harusnya ketawa. Fasis amat kayanya men, ngedumel sm istri di kursi aja harus dipunish? Trs pramugarinya pergi dan Captainnya blg lagi "Bapak itu udah menghina satu Garuda dengan blg Garuda ta*!"

16. Gue jd kesel, gue blg aja. "Yaudah bapak kan blg direktur operasional, kebetulan bapak saya kenal dgn Pak Chairul dan Pak Chairal, gmn kalo saya telpon skrg?" At this point si Captain melengos terus pergi. Disini udah bnyk bgt petugas avsec yg ngerubungin kita spt kita penjahat.

17. Yaudah gue lanjutin dulu drpd penasaran.

Bokap gue yang baru dateng, nanyain duduk persoalan dan langsung WA Pak Chairal yg posisinya lg di LA. Dia nanya, siapa nama captainnya? Disini this is where it gets crazy. NO ONE WANTS TO GIVE IT TO US.

18. Gue tanya, “Lho, knp saya ga boleh tau siapa nama captain yg nahan saya? Terus saya tau darimana ini captain pilot saya yg tadi?” Tapi semua ground staff Garuda ketakutan gak ada yg mau ngasi namanya siapa.

19. “Maaf ya mbak, mohon maaf sekali kami bukannya ga mau, tapi ga bisa. Nanti kami yang kena. Saya juga cuma kerja disini.” INSANE.

20. Ini berlangsung selama 1 jam, minta nama captain yg udah nahan kita (bukan cuma suami gue, bukan cuma gue, tapi BESERTA ANAK GUE  YG UMUR 4,3 dan 5 bulan!!!!!) tapi GAK DIKASIH.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: