Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Banyak Ancaman, Mahathir: Saatnya Negara Muslim Bersatu

Banyak Ancaman, Mahathir: Saatnya Negara Muslim Bersatu Kredit Foto: Antara/Agus Setiawan
Warta Ekonomi, Kuala Lumpur -

Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad menyatakan negara-negara Muslim harus bersatu untuk melindungi diri terhadap ancaman eksternal. Dia pun menggambarkan pembunuhan komandan militer Iran Qasem Soleimani sebagai tindakan amoral.

"Waktunya tepat bagi negara-negara Muslim untuk bersama-sama," kata Mahathir, Selasa (7/1/2020).

Baca Juga: Ambil Langkah Tegas, UE Cegah Iran Langgar Batas Pengayaan Uranium

Mahathir menyatakan beberapa bulan terakhir muncul ketegangan diplomatik dalam isu-isu di negara-negara Muslim. Dia juga mengatakan serangan pesawat nirawak Amerika Serikat terhadap Soleimani bertentangan dengan hukum internasional.

"Kami tidak lagi aman sekarang. Jika ada yang menghina atau mengatakan sesuatu yang tidak disukai seseorang, tidak apa-apa bagi orang dari negara lain untuk mengirim drone dan mungkin menembaki saya," kata Mahathir.

Pembunuhan Soleimani di Baghdad Jumat lalu telah memicu kekhawatiran akan konflik yang lebih luas di Timur Tengah. Pria berusia 94 tahun ini mengatakan peristiwa itu dapat menyebabkan eskalasi yang disebut terorisme.

Baca Juga: Akan Hadiri Rapat PBB di New York, Visa Menlu Iran Ditolak AS

Perdana Menteri tertua di dunia ini telah berusaha mempertahankan hubungan baik dengan Iran meskipun ada sanksi AS terhadap negara Timur Tengah. Diperkirakan 10 ribu orang Iran tinggal di Malaysia.

Bulan lalu, Mahathir menjamu Presiden Iran Hassan Rouhani di sebuah konferensi para pemimpin Muslim di Malaysia. Mereka membahas peningkatan bisnis, perdagangan mata uang satu sama lain, dan bersaing dengan negara-negara non-Muslim.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: