Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

SBY Bilang Nasib Dunia Jangan Diserahkan ke AS, Iran, Irak

SBY Bilang Nasib Dunia Jangan Diserahkan ke AS, Iran, Irak Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono meminta pemimpin dunia tidak abstain dengan konflik yang melibatkan Amerika Serikat, Iran, dan Irak. Dalam tulisannya yang diterima di Jakarta, Selasa (7/1/2020), SBY menyebutkan geopolitik di kawasan Timur Tengah (Raya) yang kembali mendidih, sangat bisa merobek keamanan internasional yang sudah rapuh.

Secara pribadi, SBY mengaku dirinya termasuk orang yang tak mudah percaya bahwa krisis Timur Tengah saat ini akan menjurus ke sebuah perang besar, apalagi perang dunia. Akan tetapi, ia merasa punya hak untuk cemas.

"Saya menyerukan kepada para pemimpin dunia agar tidak abstain dan tidak melakukan pembiaran," kata Ketua Umum Partai Demokrat ini.

Baca Juga: AS Siap Terjunkan Ratusan Tentara Muda ke Timur Tengah

Dia mengatakan banyak pihak sungguh cemas dengan perkembangan terbaru di kawasan tersebut karena banyak negara yang melibatkan diri dengan kepentingan berbeda-beda. Terlebih, ada aktor di luar negara yang selama ini turut meramaikan benturan politik, sosial dan keamanan.

SBY mengatakan, meskipun seolah saat ini mata dunia tertuju kepada Iran, Irak dan Amerika Serikat, namun peran negara lain seperti Rusia, Turki, Israel, Suriah, Saudi Arabia, Libya, Mesir, Qatar, Afghanistan, dan Yaman, serta sejumlah negara NATO dan lainnya tidak bisa diabaikan.

Ia mengatakan, andaikan situasi makin memburuk dan belasan negara itu melibatkan diri dalam posisi yang berhadap-hadapan, keadaan akan menjadi menakutkan.

Baca Juga: China Klaim Natuna, Usul Demokrat: Pak Jokowi Coba Ngobrol dengan SBY

"Itulah sebabnya sebagian dari kita mulai bertanya, jangan-jangan perang dunia yang kita takutkan terjadi lagi. Akankah ke situ?" ujar SBY.

Dia mengatakan para pemimpin dunia tidak boleh berdiam diri. Para pemimpin dunia, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), menurutnya harus melakukan sesuatu.

Ia menganggap terlalu berbahaya jika nasib dunia, utamanya nasib 600 juta lebih rakyat yang hidup dan tinggal di kawasan itu, hanya diserahkan kepada para politisi dan para jenderal Amerika Serikat, Iran dan Irak.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: