Daimler-Volvo Bermitra, Kembangkan Mesin Pembakaran

Warta Ekonomi, Jakarta -

Perusahaan pembuat mobil mewah Jerman Daimler dan Volvo Cars milik Geely China berencana untuk bekerja sama memangkas biaya pengembangan mesin pembakaran.

Media mingguan Automobilwoche seperti dilansir Reuters, Minggu (5/1/2020), mengutip seorang manajer Volvo yang mengatakan ada pembicaraan awal mengenai hal itu dengan Daimler. Namun, rencana konkret belum ada. Seorang juru bicara perusahaan menyebut terlalu dini untuk berbicara tentang proyek-proyek perusahaan.

Baca Juga: Daimler Harus Bayar US$20 Juta ke AS Karena Ini

Sementara, juru bicara Daimler mengatakan bahwa kerja sama perusahaannya dengan Geely berkembang positif. Namun, ia menolak berkomentar lebih lanjut. Geely memiliki 10 persen saham di produsen mobil Jerman tersebut.

Tarif global yang dipercepat perang dagang antara China dan Amerika Serikat serta persyaratan investasi yang tinggi untuk kendaraan listrik dan otonom memaksa perusahaan pembuat mobil mencari cara baru untuk memangkas dan berbagi biaya.

Oktober lalu, Volvo mengatakan akan menggabungkan pengembangan mesin dan aset manufaktur dengan Geely, menciptakan divisi untuk memasok merek internal dan yang berpotensi lainnya dengan pembakaran generasi berikutnya dan mesin hybrid.

Menurut laporan Automobilwoche, divisi baru ini mulai beroperasi akhir Maret nanti. Divisi ini menjadi titik awal kerja sama Geely dengan Daimler. Langkah selanjutnya, membangun kemitraan untuk mengembangkan kereta tenaga listrik.

Geely dan Daimler berencana membangun mobil listrik Smart generasi berikutnya di China melalui usaha patungan. Kedua perusahaan juga bekerja sama dalam layanan premium ride-hailing di China.

Geely membeli Volvo Cars pada 2010 dari Ford Motor Co yang memungkinkan merek Swedia ini beroperasi secara independen. Dalam beberapa tahun terakhir, kerja sama kedua merek ini makin serius.

Volvo telah memasok mesin ke beberapa kendaraan bermerek Geely serta berbagi teknologi melalui Geely's Lynk. Kedua perusahaan ini berbagi dan mengembangkan platform kendaraan umum.