Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bahaya, Maskapai Dunia Jauhi Wilayah Udara Iran dan Irak

Bahaya, Maskapai Dunia Jauhi Wilayah Udara Iran dan Irak Kredit Foto: File/Southern Cross Travel Insurance
Warta Ekonomi, Teheran -

Berbagai maskapai di dunia menghindari wilayah udara Iran dan Irak setelah Teheran melancarkan serangan rudal pada pasukan Amerika Serikat (AS) di Irak. Badan Penerbangan Federal (FAA) AS telah melarang semua maskapai AS beroperasi di wilayah udara Irak, Iran, Teluk Oman, dan perairan antara Iran dan Arab Saudi seiring meningkatnya risiko keamanan.

Teheran menembakkan lebih dari 12 rudal balistik dari wilayah Iran terhadap dua pangkalan militer Irak yang menampung personil pasukan koalisi pimpinan AS. Serangan balasan itu semakin membuat Timur Tengah membara.

"FAA mengeluarkan larangan wilayah udara karena meningkatnya aktivitas militer dan ketegangan politik di Timur Tengah, yang menjadi risiko tidak disengaja pada operasi penerbangan sipil AS," ungkap pernyataan FAA, dilansir Reuters.

Baca Juga: 15 Rudal Iran Menggempur Markas AS di Irak, Donald Trump: All is Well

Beberapa maskapai non-AS telah terbang di atas sebagian wilayah Irak dan Iran saat ini menurut data FlightRadar24. Maskapai selain AS tak terpengaruh oleh larangan FAA tapi beberapa maskapai asing dan regulator nasionalnya biasanya mempertimbangkan dengan cermat setiap himbauan AS saat memutuskan ke mana harus terbang.

Sebelum serangan Iran itu, FAA telah melarang maskapai AS terbang di bawah 26.000 kaki di atas Irak dan terbang di atas wilayah udara Iran, di atas Teluk dan Teluk Oman sejak Iran menembak jatuh drone AS pada Juni lalu.

Singapore Airlines Ltd menyatakan setelah serangan di pangkalan AS di Irak, semua penerbangan pesawatnya akan dialihkan dari wilayah udara Iran.

Berbagai maskapai telah mengambil langkah untuk membatasi ancaman terhadap pesawat mereka setelah Malaysia Airlines Flight MH17 ditembak jatuh pada 2014 oleh rudal di atas Ukraina, menewaskan semua 298 orang di kabin. Perubahan rute menghindari wilayah udara konflik menambah waktu penerbnagan dan membakar lebih banyak bahan bakar.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Shelma Rachmahyanti

Bagikan Artikel: