Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menlu Retno: 2020, Indonesia Perkuat Diplomasi Ekonomi

Menlu Retno: 2020, Indonesia Perkuat Diplomasi Ekonomi Kredit Foto: Antara/Aprillio Akbar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menuturkan bahwa diplomasi Indonesia pada 2020 akan dijalankan berdasarkan berdasarkan prioritas 4+1. Keempatnya adalah penguatan diplomasi ekonomi, diplomasi perlindungan, diplomasi kedaulatan dan kebangsaan, peran Indonesia di kawasan dan global, sementara plus satu adalah penguatan infrastruktur diplomasi.

Hal itu diungkapkan Retno saat menyampaikan Pernyataan Pers Tahunan di Kementerian Luar Negeri Jakarta, Rabu (8/1/2020).

Baca Juga: Menlu Retno: Indonesia Tolak Klaim Wilayah Tanpa Dasar Hukum

Retno mengatakan, dalam lima tahun kedepan diplomasi ekonomi akan betul-betul diperkuat. Wakil Menteri Luar Negeri, paparnya, mendapat tugas khusus dari Presiden Jok Widodo untuk memperkuat diplomasi ekonomi.

"Penugasan-penugasan konkret akan diberikan kepada para perwakilan untuk memperkuat diplomasi ekonomi," ucapnya.

"Setiap negara menginginkan pertumbuhan yang tinggi dan berkualitas, hal itu butuh lingkungan yang kuat. Salah satu lingkungan yang mendukung yang diperlukan adalah stabilitas dan perdamaian dunia," sambungnya.

Ia kemudian menuturkan meningkatnya rivalitas, persaingan berpotensi menciptakan instabilitas dan konflik. Proteksionisme dan populisme, jelas Retno, masih diperkirakan akan berlanjut.

"Tren negatif ini harus ditransformasikan, dikonversi jadi energi positif, pesimisme harus diubah jadi optimisme, rivalitas jadi kerja sama, trust deficit jadi kepercayaan strategis," ungkapnya.

"Indonesia ingin berada di depan dalam upaya mengajukan kolaborasi yang saling menguntungkan dunia. Di tengah rivalitas, Indonesia konsisten bangun aliansi global untuk memperkuat paradigma kerja sama dan kolaborasi. Di tengah meningkatnya proteksionisme, Indonesia akan terus bangun koalisi untuk terus mendorong paradigma saling menguntungkan, berkeadilan, dan bukan zero sum," tukasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Shelma Rachmahyanti

Bagikan Artikel: