Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Warga Iran dan Kanada Adalah Mayoritas Korban Jatuhnya Pesawat Boeing Ukraina

Warga Iran dan Kanada Adalah Mayoritas Korban Jatuhnya Pesawat Boeing Ukraina Kredit Foto: Sindonews
Warta Ekonomi, Ottawa -

Kanada berduka dengan 63 penumpang yang menaiki pesawat Ukraine International Airlines yang jatuh di Tehran hari Rabu (8/1/2020) berasal dari negara tersebut termasuk satu pasangan yang berencana untuk menikah.

Tewaskan Calon Pengantin

Pesawat Boeing 737-800 tersebut yang membawa keseluruhan 176 orang di dalamnya sedang dalam perjalanan dari Teheran ke ibukota Ukraina Kiev. Arash Pourzarabi (26) dan Pouneh Gourji (25) adalah sepasang kekasih dan keduanya adalah sarjana ilmu komputer di Universitas Alberta di Edmonton, Kanada.

Pasangan tersebut terbang ke Iran bersama empat orang yang berencana untuk hadir di pernikahan mereka namun tidak ada yang selamat. Dalam pesawat tersebut juga ada 24 warga asal Iran lainnya yang tinggal di Edmonton.

Korban lain dalam pesawat nahas itu adalah 82 warga Iran, 11 asal Ukraina, 10 dari Swedia, empat asal Afghanistan, tiga dari Jerman, dan tiga warga Inggris.

Berita kecelakaan ini mengejutkan Reza Akbari yang adalah ketua kelompok warga keturunan Iran di Edmonton. "Saya betul-betul tidak percaya. Kejadian ini mengagetkan semua anggota komunitas kami." katanya.

'Ini Kehilangan yang sangat besar'

Dalam kecelakaan tersebut juga ditemukan paling sedikit 10 anggota Universitas Alberta yang meliputi murid, anggota fakultas dan alumni meninggal dunia. Mojgan Daneshmand yang merupakan profesor teknik listrik dan suaminya, Pedram Mousavi yang adalah profesor teknik mesin di universitas itu menjadi korban.

Kedua anak perempuan mereka yang masing-masing berusia 14 dan 10 tahun juga meninggal dunia. Hossein Saghlatoon, murid dari Pedram mengatakan bahwa keluarga tersebut terbang ke Iran untuk mengunjungi kakek-nenek mereka.

"Semua orang menangis tadi malam," kata Hossein yang sudah menganggap dosennya bagaikan ayah sendiri. "Ini kehilangan yang sangat besar. Kekosongan [yang kami alami] tidak dapat digantikan oleh siapapun atau apapun."

Rektor Universitas Alberta, David Turpin mengatakan musibah ini menimbulkan rasa kehilangan yang sangat mendalam. "Kesedihan yang kami rasakan di kampus tidak dapat digambarkan."

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: