Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menag Tambahkan Bahasa Mandarin di Madrasah, karena Investasi China?

Menag Tambahkan Bahasa Mandarin di Madrasah, karena Investasi China? Kredit Foto: Antara/Antara
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Agama Fachrul Razi baru-baru ini melontarkan wacana agar siswa madrasah punya kemampuan bahasa asing yang mumpuni. Di samping bahasa Arab dan Inggris yang sudah umum digunakan di madrasah, Menag ingin siswa madrasah aliyah punya keahlian bahasa Mandarin.

Upaya itu dilakukan dalam rangka membekali siswa madrasah agar memiliki skill tambahan dalam menghadapi dunia kerja. Menurut Menag, sudah rahasia umum dengan menguasai bahasa dunia, siswa akan memiliki daya saing tinggi untuk mendapatkan peluang kerja yang lebih baik.

Baca Juga: Sindir Kelompok Konservatif, Menag: Di Aceh Bioskop di Tutup, di Arab Malah Baru Buka Dua

"Kami ingin bekali mereka dengan bekal tambahan sehingga siap bersaing," kata Menag belum lama ini.

Soal pilihan bahasa Mandarin yang bakal diberikan kepada siswa madrasah aliyah, Menag mengaku berdasarkan hasil survei internal Kemenag bahwa ada kebutuhan tinggi untuk bahasa Mandarin selain bahasa Inggris dan Arab. "Kalau hasil survei kita bahasa Mandarin itu urutan ketiga  (setelah Inggris dan Arab)," ujar Fachrul.

"Kalau ada perusahaan besar punya China kan (kalau bisa bahasa Mandarin) bisa melamar kerja di sana," imbuhnya.

Menag Fachrul membantah pilihan bahasa Mandarin untuk siswa madrasah lantaran investasi China di Indonesia yang besar sehingga diperlukan kemampuan bahasa Mandarin bagi peserta didik. "Ndak begitu lah, tapi silakan aja berfikir masing-masing," ungkapnya.

Kendati siswa madrasah akan dibekali keahlian bahasa Mandarin, Fachrul menegaskan Kemenag tidak lantas menjamin siswa akan langsung mendapatkan pekerjaan selepas lulus sekolah. Menurutnya, keahlian bahasa asing hanya sebagai modal tambahan untuk mendapat peluang kerja.

Menag juga membantah jika pelajaran bahasa Mandarin ini mutlak diikuti siswa dan akan menjadi syarat kelulusan siswa. "Kalau jadi syarat kelulusan itu ditambah-ditambah itu, tapi seneng juga sih kalau ditambah-tambah," tegasnya.

Selain madrasah, Menag juga berencana menerapkan bekal tambahan kepada mahasiswa perguruan tinggi agama Islam di bawah naungan Kemenag, layaknya siswa madrasah. Hanya saja, bekal tambahan yang diberikan ke mahasiswa lebih spesifik untuk menjawab tantangan dunia kerja.

"Seperti prodi-prodi agama Islam, misalnya perbandingan agama, kita tambahkan dengan IT, hukum internasional, agar bisa bersaing, jangan sampai dia ilmu agama tinggi tapi tidak punya daya saing," ucapnya.

Sebelumnya, Menag Fachrul Razi meminta kepada setiap pelajar sekolah madrasah di seluruh Indonesia agar mampu menguasai tiga bahasa. Hal ini bertujuan agar ke depannya para siswa ini lebih baik.

"Pak Menteri minta anak madrasah harus menguasai di antara tiga bahasa asing: bahasa Arab, bahasa Inggris, dan bahasa Mandarin," kata Direktur Kurikulum Sarana dan Prasarana Kesiswaan dan Kelembagaan (KSKK) Madrasah Kemenag, Ahmad Umar beberapa waktu lalu.

Alasan Menag meminta para siswa belajar bahasa asing adalah agar dapat berkomunikasi dengan lancar ketika melamar dunia kerja nantinya. Dengan begitu, para siswa itu dapat mudah diterima jika percakapan bahasa asingnya bagus. Menag juga menginginkan agar para siswa madrasah meningkatkan daya saing, menguasai Informasi Teknologi, dan vokasi.

"Ada perintah Pak Menteri kemarin, kita diminta madrasah ini untuk dipikir ke depan untuk menyiapkan generasi, atau menyiapkan daya saing lulusan Madrasah Aliyah di Indonesia," katanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: