Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Impossible Foods-McDonald’s Stop Negosiasi, Saham Beyond Meat Loncat

Impossible Foods-McDonald’s Stop Negosiasi, Saham Beyond Meat Loncat Kredit Foto: Reuters/Rogan Ward
Warta Ekonomi, Jakarta -

Impossible Foods tak lagi melanjutkan negosiasi dengan McDonald's terkait pasokan burger berbasis sayur. Produksi daging tiruannya tidak cukup untuk memasok rantai makanan cepat saji no. 1 di dunia itu.

Setelah Reuters melaporkan kabar tersebut, saham Beyond Meat, rival Impossible Foods, melonjak pada Selasa (7/1/2020). Saham ditutup 12,5 persen lebih tinggi. Sehari sebelumnya, saham sudah menanjak saat Impossible Foods meluncurkan produk daging nabati di International Consumer Electronics Show, Las Vegas.

Baca Juga: Stop! Perdagangan Saham Bank Amar Langsung Dihentikan BEI di Hari Pertama

Dalam sebuah wawancara dengan Reuters, CEO Impossible Foods Pat Brown mengatakan, "Bodoh jika kita berlomba-lomba untuk mereka saat ini. Punya lebih banyak pelanggan besar sekarang tidak ada gunanya bagi kita sampai kita meningkatkan produksi."

Impossible Food dan para pesaingnya sedang berjuang melalui kemitraan dengan rantai makanan cepat saji untuk menguangkan sekitar US$3.500 per orang, rata-rata yang dihabiskan orang Amerika setiap tahun untuk makanan luar.

Tahun lalu, kata Brown, Impossible Foods bekerja sama dengan Burger King meluncurkan Impossible Whopper yang berbasis kedelai di Amerika Serikat. Alih-alih memenangkan kesepakatan dengan McDonald's, Impossible Foods kini sedang bekerja untuk melipatgandakan produksi.

"Saya berharap kami punya kapasitas yang jauh lebih besar dari yang dilakukan sekarang karena permintaan yang tinggi," katanya.

Impossible Foods mengaku telah bertemu dengan McDonald’s sebelumnya, tetapi menolak untuk mengungkapkan rincian tentang kapan mereka memutuskan tidak mendukung kesepakatan.

Akhir September, McDonald‘s melakukan uji coba P.L.T. burger selama 12 minggu di Kanada. Burger tersebut menggunakan roti yang dibuat Beyond Meat. Namun, McDonald’s belum menawarkan burger nabati sebagai fitur reguler pada menunya di 14.000 gerai di AS.

"P.L.T. adalah burger nabati dengan resep patty yang dibuat oleh McDonald’s, dan untuk McDonald’s," kata restoran cepat saji ini dalam sebuah pernyataan. Namun, McDonald’s menolak menjelaskan secara spesifik hasil uji coba tersebut.

Kepada Reuters, Beyond Meat mengatakan bahwa pembicaraan dengan McDonald's berjalan sangat baik. Untuk memenuhi permintaan pelanggan, fasilitas-fasilitas baru dan yang akan datang di seluruh dunia dijamin, tidak hanya di Amerika Serikat.

"Kami harus bekerja dengan mereka (McDonald's) mengenai pengaturan waktu. Tetapi, ya, kami dapat memenuhi permintaan mereka secara global," tutur Chuck Muth, Kepala Divisi Pertumbuhan Beyond Meat, bulan lalu, dalam sebuah wawancara di kantornya di Los Angeles.

Beyond Meat, yang bernilai sekitar US$5 miliar setelah IPO pada Mei lalu, mengatasi masalah pasokan pada 2017 dan 2018 ketika restoran A&W Kanada kehabisan Beyond Burgers sesaat setelah diluncurkan secara nasional. Muth mengumumkan fasilitas di Kanada dan Belanda akan mencegah problem yang sama di masa depan. Beyond Meat, yang produknya dibuat dengan protein kacang polong, berkeinginan dapat beroperasi dan berproduksi di Asia, akhir tahun depan.

McDonald’s biasanya bekerja sama dengan banyak pemasok guna menyediakan komponen untuk item menu utama seperti burger dan kentang goreng. Restoran cepat saji lainnya, termasuk Yum! Brands KFC dan Dunkin Brands, telah menguji dan meluncurkan versi item berbasis tanaman pada menu mereka. Pemasoknya Beyond Meat atau Impossible Foods.

Impossible Foods menolak memberikan komentar ketika yakin punya cukup kapasitas produksi untuk bermitra dengan McDonald's. "Ketika kami siap melakukannya, kami tentu ingin mereka menjadi pelanggan," kata CEO Impossible, Brown.

"Saat ini, jika McDonald’s mengatakan ingin kita berada di semua restoran, kita harus mengatakan 'Maaf, kita tidak bisa melakukannya,'" kata Brown.

Impossible Foods diketahui punya masalah kapasitas produksi yang telah merugikan pelanggan di masa lalu. Pada Juni, rantai hamburger White Castle kekurangan roti Impossible Slider selama sebulan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lili Lestari
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: