Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Iran-AS Memanas, Perusahan Jepang Perintahkan Stafnya Keluar dari Kawasan Timteng

Iran-AS Memanas, Perusahan Jepang Perintahkan Stafnya Keluar dari Kawasan Timteng Kredit Foto: Reuters//Yuya Shino
Warta Ekonomi, Jakarta -

Televisi NHK melaporkan tiga bank besar Jepang telah memerintahkan karyawan mereka di Iran untuk meninggalkan negara itu karena alasan keamanan. Sejumlah perusahaan juga melarang stafnya bepergian ke kawasan Timur Tengah.

Perintah itu datang di tengah meningkatnya ketegangan antara Washington dan Teheran menyusul terbunuhnya jenderal Iran dalam serangan pesawat nirawak AS di Irak.

Baca Juga: Bantah Merudal Ukraine International Airlines, Iran Keluarkan Pernyataan Resmi

Menurut NHK, Kamis (9/1/2020), tiga bank terbesar di Jepang tersebut adalah MUFG Bank, Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC), dan Mizuho Bank. Bank-bank itu juga telah membatalkan semua perjalanan bisnis ke Iran. Seorang juru bicara SMBC yang dikutip Japan Times mengatakan, relokasi karyawan adalah "tindakan sementara."

Beberapa perusahaan Jepang lainnya juga mengeluarkan peringatan dan perintah yang sama untuk staf mereka. Pembuat mesin konstruksi Komatsu melarang perjalanan ke Iran dan Irak untuk saat ini. Hitachi Construction Machinery yang memiliki kantor di Dubai melarang karyawannya bepergian ke kedua negara tersebut dan ke seluruh Timur Tengah.

Idemitsu Kosan mengatakan kepada karyawannya untuk menahan diri dari perjalanan bisnis ke Iran, Arab Saudi, Mesir, dan Israel. Mitsui dan Mitsubishi memberi tahu semua karyawan untuk menghindari perjalanan ke Timur Tengah. Mitsui juga mendorong karyawan untuk menjauh dari fasilitas militer dan kedutaan besar AS di Afrika dan Asia.

Jumat lalu, komandan Pasukan Quds Qassem Soleimani tewas dalam serangan pesawat tak berawak AS di Baghdad. Sebagai tindakan balasan, Iran meluncurkan rudal di dua pangkalan yang menampung pasukan AS di Irak. Presiden AS Donald Trump mengatakan, Washington akan merespons dengan lebih banyak sanksi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lili Lestari
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: