Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Waspadalah...Waspadalah! BEI Beberkan Puluhan Saham Gorengan di Pasar Modal

Waspadalah...Waspadalah! BEI Beberkan Puluhan Saham Gorengan di Pasar Modal Kredit Foto: Annisa Nurfitriyani
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) buka-bukaan soal “Saham Gorengan”. Manajemen BEI mengumungkan bahwa pada tahun 2019 ada 41 saham yang diduga terindikasi sebagai saham gorengan dengan nilai rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) sebesar 8,3 persen dari RNTH 2019 sebesar Rp9,1 triliun.

 

"Kontribusi saham gorengan terhadap volume (transaksi) memang besar, karena saham recehan. Tetapi, secara value cuma 8,3 persen dari total RNTH kumulatif di 2019. Ada 41 saham yang diduga terindikasi," kata Direktur BEI, Laksono W Widodo di Gedung BEI Jakarta, Jumat (9/1/2020). 

 

Baca Juga: Gerah, Akhirnya BEI Buka Suara Soal Saham Gorengan yang Menghantam Jiwasraya

 

Ia menjelaskan bila cara BEI mengidentifikasi saham gorengan dengan melakukan pengamatan terkait kewajaran pergerakan harga saham terhadap fundamental perusahaan. "Mengidentifikasinya gampang, kami lihat kewajaran kenaikan harganya terhadap fundamentalnya," kata Laksono.

 

Sayangnya, tidak ada ketentuan yang memperkenan BEI untuk mempublikasikan saham yang masuk kategori saham gorengan, terlebih lagi indikasi saham gorengan tersebut bersifat dugaan. "Tetapi, 50 persen dari 41 saham itu sepertinya sudah diketahui masyarakat," imbuhnya. 

 

Baca Juga: Mau Diperiksa Soal Jiwasraya, Bursa Buka Pintu Lebar Buat BPK

 

Menurut Laksono, maraknya kabar tentang saham gorengan menjadi sentimen negatif, namun hal tersebut tidak mempengaruhi minat investor asing yang umumnya berminat pada saham di Indeks LQ45 atau IDX30. "Saham-saham yang disebut sebagai saham gorengan, berbeda dengan minat investor asing," ucapnya.

 

Ia mengungkapkan bila katalis yang mempengaruhi investor asing lebih besar kepada sentimen global terkait isu global saat ini di Timur Tengah, terkait perselisihan Iran versus AS. "Sentimen yang mempengaruhi investor asing juga terkait kondisi ekonomi Indonesia dan kondisi politik. Tetapi, politik Indonesia stabil," pungkasnya. 

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: