Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tak Mau Kecolongan, Eropa Ingin Jauhkan AS-Iran dari Perang Nuklir

Tak Mau Kecolongan, Eropa Ingin Jauhkan AS-Iran dari Perang Nuklir Kredit Foto: Reuters/Francois Lenoir
Warta Ekonomi, Brussels -

Eropa mencari berbagai cara menjauhkan Amerika Serikat (AS) dan Iran dari konflik terbuka. Eropa menyadari, kesalahan kalkulasi dari pihak mana pun dapat membuat blok itu menghadapi perang dan krisis proliferasi nuklir.

Dalam rapat darurat yang jarang digelar, para menteri luar negeri (menlu) Uni Eropa (UE) disertai Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg berupaya menghindari respon diplomatik keras apapun sejak sekarang setelah AS dan Iran mundur dari potensi perang besar setelah pembunuhan jenderal top Iran dan serangan rudal Iran ke pangkalan AS di Irak.

Baca Juga: Usai Mancing Perang Iran, Trump Jadikan Jenderal Soleimani Bahan Kampanye

"Iran ingin mencegah krisis memanas seperti yang kita rasakan beberapa waktu, ini memiliki efek mendinginkan meski kecil," papar diplomat senior UE pada Reuters.

Namun Menteri Luar Negeri (Menlu) Prancis Jean-Yves Le Drian memperingatkan sebelum rapat siang itu bahwa Iran dapat memiliki senjata nuklir dalam satu hingga dua tahun jika Teheran sepenuhnya keluar dari kesepakatan nuklir dengan kekuatan dunia pada 2015.

"Jika mereka terus melanggar kesepakatan Wina, maka ya, dalam jangka pendek, antara satu dan dua tahun, mereka dapat memiliki akses pada senjata nuklir, yang itu bukan pilihan," ujar le Drian pada radio RTL.

Baca Juga: Lewat Voting, DPR AS Sepakat Cabut Wewenang Trump Gelar Perang Lawan Iran

Iran secara bertahap mundur dari kesepakatan membatasi pengayaan uranium untuk bahan bakar nuklir sejak Presiden AS Donald Trump menarik mundur AS dari kesepakatan nuklir pada 2018 dan menerapkan kembali berbagai sanksi pada Teheran.

Iran menyatakan langkahnya menjauh dari kesepakatan dapat dicabut jika Washington kembali pada kesepakatan itu dan menghapus semua sanksi yang memutus aliran perdagangan minyak Iran.

Meredanya ketegangan di Timur Tengah menunjukkan upaya Eropa mempengaruhi semua pihak dan menjadi mediator bersama kekuatan Eropa yakni Inggris, Prancis dan Jerman untuk mendesak Iran tetap mematuhi pakta nuklir.

Eropa juga meyakinkan Trump bahwa mereka tak akan tertipu oleh Iran.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: