Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bahaya Bloatware Aplikasi Bawaan Pada Ponsel Murah

Bahaya Bloatware Aplikasi Bawaan Pada Ponsel Murah Kredit Foto: GreatDay HR
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ponsel dengan harga murah kerap menjadi pilihan karena komunikasi tak dipungkiri menjadi salah satu kebutuhan yang mendesak. Atas kebutuhan akan ponsel murah yang banyak, tentu banyak juga perusahaan yang berlomba menyediakan ponsel smartphone dengan harga yang murah mulai dari kelas ultra low end hingga mid end.

Sayangnya, banyak dari ponsel berbasis Android dengan kelas tersebut dijual dengan aplikasi bawaan yang bersifat sebagai bloatware. Lebih dari 50 grup privasi meminta Google untuk menghentikan vendor ponsel dari memasang "bloatware" secara permanen di ponsel Android karena kekhawatiran aplikasi yang sudah diinstal sebelumnya dapat menimbulkan risiko keamanan bagi konsumen.

Baca Juga: Trend Smartphone 2020: Layar Lipat hingga 5G

Sejumlah pihak yakni Privacy International, DuckDuckGo, American Civil Liberties Union bersama dengan organisasi pemerhati privasi mengirimkan surat terbuka kepada CEO Google Sundar Pichai untuk mengendalikan bloatware, yang sering hadir pada ponsel kelas bawah dilansir dari PC Mag, Jumat (10/1/2020).

Bloatware merupakan sifat aplikasi yang dapat dibangun dengan izin khusus yang memberi mereka akses lebih besar ke OS Android ponsel daripada aplikasi seluler khas yang Anda unduh dari Google Play Store.

"Ini berarti izin dapat ditentukan oleh aplikasi, termasuk akses ke mikrofon, kamera, dan lokasi, tanpa menunggu konfirmasi permintaan keamanan Android standar. Oleh karena itu, pengguna benar-benar dalam kegelapan tentang gangguan serius ini," tulis organisasi tersebut dalam surat terbuka mereka menurut laporan PC Mag.

Bloatware sering kali dipasang secara permanen di telepon, sehingga konsumen tidak memiliki pilihan untuk keluar dari potensi pelacakan data, atau bahkan menghapus aplikasi tersebut.

"Kami khawatir hal ini membuat pengguna rentan terhadap praktik bisnis eksploitatif dari produsen smartphone murah di seluruh dunia," tambah surat itu.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bernadinus Adi Pramudita
Editor: Shelma Rachmahyanti

Bagikan Artikel: