Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

IHSG Masih Akan Perkasa, Ini Saham yang Bisa Jadi Pilihan

IHSG Masih Akan Perkasa, Ini Saham yang Bisa Jadi Pilihan Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0.35% atau 21.63 poin ke level 6,296.57 dengan saham-saham sektor aneka industri naik signifikan 1.03% dan konsumer 0.85% naik signifikan. Saham SRIL (+4.65%) dan ASII (+1.47%) menjadi pemimpin kontributor penguatan sektor aneka industri. 

 

Menurut Head of Research Reliance Sekuritas, Lanjar Nafi mengatakan bahwa dari kedua saham tersebut memiliki PER cukup rendah pada industrinya, SRIL dengan PER 4.62x dan ASII dengan PER 13.54x serta Aneka Industri dengan PER 12.72x. 

 

“Secara fundamental sendiri target harga SRIL berada pada level Rp320 dan ASII pada level Rp7850,” terangnya, di Jakarta, Senin (13/1/2020). 

 

Baca Juga: Super Trap! Asing Bikin IHSG Lompat 0,34% di Akhir Sesi II

 

Pada perdagangan hari ini, investor asing melakukan aksi beli bersih sebesar Rp251,67 miliar dengan saham BBRI, BBCA dan BMRI menjadi top net buy value.

 

Untuk itu, dirinya memperkirakan IHSG akan bergerak kembali menguat dengan rentang pergerakan 6258-6350. 

 

“Saham-saham yang masih dapat dicermati secara teknikal diantaranya; WSBP, WTON, TPIA, ULTJ, UNVR, HOKI, BDMN, DOID, BSDE, CTRA, SMRA,” ucapnya. 

 

Baca Juga: IHSG Naik 0,06% di Akhir Sesi I

 

Tercatat, mayoritas indeks saham Asia ditutup menguat. Indeks Nikkei (+0.47%), TOPIX (+0.35%), HangSeng (+1.11%) dan CSI300 (+0.98%) naik cukup optimis ketika investor menunjukan optimisme ringan pada awal minggu yang akan di dominasi oleh musim pendapatan tahun 2019. Sentimen dari penandatanganan kesepakatan perdagangan AS-China juga akan menyita sebagian besar fokus investor.

 

Dimana, bursa Eropa membuka perdagangan pada zona positif. Indeks Eurostoxx (+0.13%), FTSE (+0.59%) dan DAX (+0.12%) naik mendekati setengah persen. Saham-saham teknologi mengimbangi penurunan saham pertambangan di Eropa. Poundsterling memimpin penurunan diantara mata uang Eropa setelah pejabat Bank of England menunjukan ke pemungutan suara dan berpotensi memotong suku bunga dibulan ini karena data menunjukan ekonomi secara tak terduga menyusut. Selanjutnya investor akan menanti data pertumbuhan aktifitas neraca perdagangan Tiongkok dari Export dan Import dengan ekspektasi membaik. Selain itu Investor akan terfokus pada data inflasi dan Stok persediaan minyak di AS.

 

 

 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: