Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

IHSG Menguat, Saatnya Jual!

IHSG Menguat, Saatnya Jual! Kredit Foto: Antara/Reno Esnir
Warta Ekonomi, Jakarta -

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak mengejutkan pada hari ini hingga terapresiasi sebesar 0,34% ke level 6. 296,57. Sepanjang hari ini, IHSG bergerak dalam jangkauan dari level terendah di 6.269,48 hingga level 6.297,78.

 

Direktur Anugerah Mega Investama, Hans Kwee melihat bahwa IHSG memang berpeluang menguat dengan support di level 6,270 sampai 6,218 dan resistance di level 6295 sampai 6337. 

 

Baca Juga: IHSG Masih akan Perkasa, Ini Saham yang Bisa Jadi Pilihan

 

“Sebaiknya pelaku pasar melakukan SOS atau penjualan ketika pasar mengalami penguatan,” ucapnya, di Jakarta, Senin (13/1/2020). 

 

Baca Juga: Super Trap! Asing Bikin IHSG Lompat 0,34% di Akhir Sesi II

 

Pasalnya, lanjut Hans minggu ini pasar di warnai sentimen positif penandatanganan kesepakatan perdagangan fase pertama AS-China. Kementerian Perdagangan China mengatakan Wakil Perdana Menteri Liu He akan ke Washington untuk menandatangani perjanjian tersebut, yang dicapai sebelum akhir tahun lalu. Trump sebelumnya mengatakan kesepakatan itu akan ditandatangani Rabu depan. 

 

“Penandatangan Fase 1 menjadi sentiment positif, tetapi eforia pendatangan kami perkirakan berjangka pendek di pasar. Sebenarnya masih banyak perbedaan kedua Negara dan masalah tarif masih menjadi hambatan kedua Negara,” pungkasnya.   

Selain itu, Tensi Timur Tengah juga sudah turun sesudah insiden pembunuhan sosok kedua terpenting di Iran Jenderal Qassem Soeimani. Serangan lebih dari selusin rudal balistik sebagai balasan Iran ke pangkalan udara Irak yang menampung pasukan Amerika tidak memakan korban. 

Sementara, Brexit masih menjadi berita dari kawasan Eropa. Perdana Menteri Inggris Boris Johnson melakukan pertemuan dengan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, Rabu. Dalam pertemuan diberitakan Inggris tidak akan memperpanjang masa transisinya untuk keluar dari Uni Eropa, tetap pada Desember 2020. Hal berbeda disampaikan Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, mengatakan Inggris "pada dasarnya tidak mungkin" menegosiasikan semua aspek hubungan masa depan dengan Uni Eropa pada akhir 2020. Pemimpin blok yang baru saja ditunjuk itu juga mengatakan hubungan antara kedua negara "tidak bisa dan tidak akan sama dengan sebelumnya." Hal ini mungkin meningkatkan risiko Brexit tampa kesepakatan yang kuat dan jelas. 

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: