Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Wow! Demi Kerahkan Pasukan AS di Timur Tengah, Arab Saudi Rela Bayar Rp13,6 Triliun

Wow! Demi Kerahkan Pasukan AS di Timur Tengah, Arab Saudi Rela Bayar Rp13,6 Triliun Kredit Foto: Reuters/Leah Millis
Warta Ekonomi, Washington -

Presiden Donald Trump mengatakan bahwa dia telah membuat Arab Saudi membayar hingga USD1 miliar (Rp13,6 triliun) untuk tambahan pengerahan pasukan Amerika Serikat (AS) di wilayah tersebut. Washington meningkatkan jumlah pasukan yang dikerahkan setelah ketegangan dengan Iran memanas.

Dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi Amerika, Fox News pada 12 Januari, Trump mengatakan; “Arab Saudi membayar kami untuk (pasukan AS). Kami memiliki hubungan yang sangat baik dengan Arab Saudi."

Baca Juga: Saudi Segera Lindungi Fasilitas Minyak Setelah Serangan di Irak

“Saya berkata, dengarkan, Anda adalah negara yang sangat kaya. Anda ingin lebih banyak pasukan? Saya akan mengirimkannya kepada Anda, tetapi Anda harus membayar kami. Mereka membayar kita. Mereka sudah menyetor USD1 miliar di bank," kata Trump.

Pada Oktober lalu, Pentagon mengatakan pihaknya menyetujui pengerahan 3.000 prajurit tambahan dan peralatan militer ke Arab Saudi setelah raksasa minyak negara, Aramco, pada 14 September menjadi sasaran serangan rudal jelajah dan drone bersenjata.

Washington menuduh Iran sebagai dalang serangan terhadap kilang minyak Aramco, namun Teheran membantah. Sebaliknya, kelompok pemberontak Houthi Yaman mengklaim bertanggung jawab atas serangan besar-besaran itu. Riyadh sendiri tak percaya dengan klaim Houthi.

Baca Juga: Cukup Kontroversial, Belasan Tentara Saudi Diusir Militer AS

Peralatan militer baru Amerika yang dikerahkan ke negara yang dipimpin Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud itu termasuk sistem rudal Patriot, sistem rudal THAAD dan pesawat tempur.

Trump telah berulang kali mengatakan dia akan memaksa negara Arab untuk membayar perlindungan AS. Wilayah Teluk telah mengalami pergolakan yang belum pernah terjadi sejak Trump menjabat presiden Amerika.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: