Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Yel-yel 'Islam Yes, Kafir No' Viral, Satu Kata dari Gus Mus: Gendeng!

Yel-yel 'Islam Yes, Kafir No' Viral, Satu Kata dari Gus Mus: Gendeng! Kredit Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pembina pramuka di Yogyakarta menjadi viral karena mengajarkan yel-yel bernada suku, agama, ras dan antargolongan (SARA) saat mengikuti Kursus Mahir Lanjut (KML), Kwarcab Kota Yogyakarta di SD Negeri Timuran, Kota Yogyakarta pada Jumat (10/1/2020).

Yel-yel bernada SARA ini diajarkan pembina pramuka kepada peserta didik golongan siaga. Yel-yel itu menjadi viral usai seorang wali murid menuliskan keluh kesah terkait ajaran tersebut di status Whatsapp-nya.

Terkait yel-yel bernada SARA itu, pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Rembang, Kiai Haji Ahmad Mustofa Bisri atau biasa disapa Gus Mus angkat bicara. Gus Mus menyampaikan apa yang diajarkan oleh pembina pramuka itu gila atau gendeng.

Baca Juga: Viral Video Kader Banser 'Dikafir-Kafirkan' di Jalan, Warganet Pengikut NU Murka!

Kiai karismatik ini menerangkan tak ada kaitan antara pramuka dengan yel-yel bernada SARA tersebut. Gus Mus menjabarkan, apa yang dilakukan pembina pramuka tersebut adalah sebuah kesalahan.

"Salah karena dia (pembina) bandingkan dengan ini. Ada yang kafir itulah opo. Itu urusannya apa dengan pramuka tidak ada urusan. Itu bodoh dan gendeng (gila), wis gitu aja. Wong enggak ada hubungannya," ujar Gus Mus di Universitas Islam Indonesia (UII), Yogyakarta, Selasa (14/1/2020).

Gus Mus mengingatkan agar yel-yel berbunyi 'Islam Yes, Kafir No' tak perlu diajarkan di dalam pramuka.

"Enggak bisa. Enggak boleh. Kenapa? Orang yang ngomong begitu harus ngaji dulu. Ini akibatnya kalau ngomong soal agama, tapi tidak belajar agama. Itu yang menjadi masalah masyarakat kita. Ngaji dululah. Jangan mengungkapkan sesuatu hal yang tidak diketahui," ujar Gus Mus.

Baca Juga: Mahfud MD Kena 'Sentil' Gus Mus! Duh, Jleb Banget!

Gus Mus mengingatkan agar seseorang yang mengajarkan ajaran agama harus tahu siapa yang akan diajarkannya.

"Sudah kelihatan bahwa di depannya anak-anak kecil berarti dia (pembina Pramuka) enggak ngerti agama. Kenapa enggak ngerti agama? Karena harus disesuaikan dengan yang diajak ngomong jangan anak TK (SD) dikuliahi seperti perguruan tinggi. Anak kecil jangan diwarahi (diajari) yang enggak bener gitu,” ujar Gus Mus.

Baca Juga: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: