Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

AS-China Guyub Jadi Berkah Buat Rupiah: Gak Pandang Bulu, Semua Dilibas!

AS-China Guyub Jadi Berkah Buat Rupiah: Gak Pandang Bulu, Semua Dilibas! Kredit Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Warta Ekonomi, Jakarta -

Perseteruan panjang antara dua negara ekonomi raksasa dunia, yakni AS dan China akhirnya usai, paling tidak untuk sementara waktu ini. Sebagaimana diketahui bersama, pada Rabu (15/01/2020) waktu setempat, perjanjian dagang telah ditandatangani oleh kedua pihak yang masing-masing diwakili oleh Presiden AS, Donald Trump, dan Wakil Perdana Menteri China, Liu He.

Kabar baik itu pun disambut sukacita oleh global. Bagaimana tidak, setelah melewati proses panjang selama hampir dua tahun, ketegangan antara AS dan China akhirnya dapat dikendalikan. Bak mendulang berkah, aset-aset keuangan dari negara berkembang pun nampak berjaya jelang akhir pekan ini. 

Baca Juga: Rupiah is Back! Dalam Satu Tarikan Pedang, Sang Garuda Bikin Dunia Bungkam!

Melansir dari RTI, sebagian besar mata uang dunia kini unggul terhadap aset safe haven, dolar AS, misalnya saja dolar Australia, euro, poundsterling, dolar New Zealand, yuan, dolar Hong Kong, dolar Singapura, dolar Taiwan, dan rupiah. 

Asal tahu saja, pada pembukaan pasar spot pagi tadi, dolar AS tampil perkasa terhadap rupiah dengan apresiasi sebesar -0,11% ke level Rp13.675. Namun, hal itu langsung dibalas oleh sang Garuda yang tak pandang bulu menyerang seluruh mata uang utama di dunia.

Baca Juga: H-2 Kopi Darat Trump-Xi Jinping, Steven Mnuchin: Deal Dagang Aman!

Hingga pukul 10.05 WIB, rupiah berbalik terapresiasi 0,27% ke level Rp13.628 per dolar AS. Sebagai mata uang paling unggul, rupiah menaklukkan dolar Australia (0,20%), poundsterling (0,22%), dan euro (0,24%). 

Hebatnya lagi, performa rupiah di kandang sendiri pun tak terkalahkan, di mana sang Garuda kini unggul jauh atas won (0,42%), baht (0,35%), yen (0,31%), dolar Singapura (0,29%), dolar Taiwan (0,26%), yuan (0,25%), dolar Hong Kong (0,23%), dan ringgit (0,21%).

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: