Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Perang Dagang Happy Ending, Pidato Trump Bikin Merinding!

Perang Dagang Happy Ending, Pidato Trump Bikin Merinding! Kredit Foto: Reuters
Warta Ekonomi, Jakarta -

Happy ending, setidaknya ungkapan itulah yang untuk sementara ini dapat menggambarkan kisah panjang mengenai perang dagang antara AS dan China, dua negara dengan perekonomian terkuat di dunia. Tepat pada Rabu (15/01/2020), kedua pihak yang masing-masing diwakili oleh Presiden Donald Trump dan Wakil Perdana Menteri Liu He resmi menandatangani perjanjian dagang tahap I di Gedung Putih.

Rasanya hampir semua pihak setuju bahwa deal dagang tahap I ini dapat meredakan perseteruan antara AS China yang telah berlangsung lebih dari 18 bulan. Kedua negara itu pun sepakat bahwa hari kemarin telah menjadi kemajuan besar bagi hubungan AS dan China. 

Baca Juga: AS-China Guyub Jadi Berkah Buat Rupiah: Gak Pandang Bulu, Semua Dilibas!

Kendati begitu, ada juga yang merasa skeptis bahwa hubungan dagang AS-China benar-benar sudah membaik. Bak membenarkan hal itu, Donald Trump dalam pidatonya mengatakan bahwa masih ada beberapa hal yang peru diperbaiki oleh kedua pihak di masa depan. 

"Bersama-sama, kami memperbaiki kesalahan di masa lalu dan memberikan masa depan keadilan ekonomi dan keamanan bagi pekerja, peani, dan keluarga Amerika," ujar Trump seperti dikutip dari Reuters, Jakarta, Rabu (16/01/2020).

Baca Juga: Trump Geram ke Apple! Bagai Peribahasa 'Kacang Lupa Kulit'. Begitu Maksud Tersembunyi Cuitannya

Di sisi lain, Liu He membacakan surat yang ditulis oleh Presiden Xi Jinping yang intinya mengatakan bahwa China mengapresiasi kesepakatan dagang tahap I ini. Dalam surat itu pun Xi Jinping memberikan pujian, yakni perjanjian dagang yang telah ditandatangani kedua negara menjadi bukti bahwa keduanya dapat menyelesaikan perbedaan dengan jalan negosiasi.

"Perusahaan-perusahaan China akan memberi US$40 miliar dalam produk pertanian AS setiap tahun selama dua tahun ke depan, tetapi berdasarkan kondisi pasar," ujar Liu He. 

Sebagai pengingat, inti dari kesepakatan itu adalah janji oleh China untuk membeli setidaknya produk pertanian AS senilai U$200 miliar tambahan dan barang dan jasa lainnya selama dua tahun, di atas batas pembelian U$186 miliar pada tahun 2017.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: