Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ngeri, Pria Jepang Positif Terjangkit Pneumonia Misterius Setelah Kembali dari China

Ngeri, Pria Jepang Positif Terjangkit Pneumonia Misterius Setelah Kembali dari China Kredit Foto: (Foto: Yourhealth)
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Kesehatan Jepang mengkonfirmasi kasus pertama infeksi virus corona jenis baru, yang menjadi 'biang keladi' wabah pneumonia di Wuhan, China. Seorang pria berusia 30-an dari Kanagawa, dekat Tokyo, dinyatakan positif terinfeksi virus tersebut.

Otoritas Jepang melaporkan bahwa pria itu diduga terserang virus corona jenis baru setelah ia mengunjungi kota Wuhan, China, beberapa waktu lalu. Wuhan merupakan tempat lahirnya virus corona jenis baru, yang menyebabkan wabah pneumonia di sana.

Baca Juga: Pulang Melancong dari China, Turis Thailand Positif Terjangkit Pneumonia Misterius

Dilansir Reuters, Kamis (16/1/2020) pasien Jepang kembali dari Wuhan Januari 2020, kemudian ia mengeluh demam hingga akhirnya dirawat di rumah sakit. Setelah gejala mereda, otoritas kesehatan di Jepang membolehkan dia pulang dari RS.

Departemen Luar Negeri AS telah mengeluarkan pembaruan peringatan kesehatan tentang perjalanan warga AS ke Wuhan, merujuk pada Peringatan Level 1 Waspada oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC). Setiap warga yang bepergian ke Wuhan diimbau untuk menghindari kontak dengan hewan, pasar hewan, atau produk hewan.

Otoritas kesehatan Thailand juga meningkatkan pemantauan penumpang yang tiba di bandara menjelang liburan Tahun Baru Imlek. Mengingat 800.000 wisatawan China diperkirakan akan mengunjungi negara itu.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan virus baru itu bisa menyebar dan memperingatkan rumah sakit di seluruh dunia.

Coronavirus adalah keluarga besar virus yang dapat menyebabkan infeksi mulai dari flu biasa hingga Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS). Beberapa jenis virus menyebabkan penyakit yang kurang serius, sementara beberapa - seperti yang menyebabkan Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS) - jauh lebih parah.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: