Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Langka, Ilmuwan AS Temukan Asteroid Pertama di Orbit Venus

Langka, Ilmuwan AS Temukan Asteroid Pertama di Orbit Venus Kredit Foto: Caltech/Bryce Bolin
Warta Ekonomi, California -

Sebuah asteroid langka yang mengorbit dalam tata surya telah ditemukan oleh kamera survei yang berbasis di Palomar Observatory. Temuan asteroid yang diberi nama 2020 AV2 itu adalah asteroid pertama yang ditemukan mengorbit sepenuhnya di dalam orbit Planet Venus. Asteroid ini ditangkap Caltech's Zwicky Transient Facility, atau ZTF.

Direktur Eksekutif Pusat Astronomi IPAC di Caltech dan peneliti ZTF George Helou menjelaskan asteroid harus bermigrasi ke Venus jauh dari matahari.

Baca Juga: Enggak Disangka! Planet 'Neraka' Venus Pernah Layak Huni Seperti Bumi! Enggak Percaya?

"Satu-satunya cara keluar dari orbitnya adalah jika terlempar keluar melalui gravitasi dengan Merkurius atau Venus, tetapi lebih besar kemungkinan akan berakhir menabrak salah satu planet," kata Helou, dikutip laman Space News Feed, Kamis (16/1/2020).

2020 AV2 termasuk dalam kelas kecil asteroid yang dikenal sebagai Atiras. Ini dikenal sebagai orbit yang termasuk dalam orbit Bumi. Lebih khusus, itu adalah asteroid 'Vatira' pertama untuk Venus. Hipotesa sampai saat ini, Asteroid Vatira hanya mengorbit di Venus.

Kamera ZTF memang piawai dalam menemukan asteroid karena memindai seluruh langit dengan cepat. Dengan kemampuan demikian, kamera dapat menangkap asteroid saat langit gelap. Lantaran Vatira mengorbit dekat dengan matahari, maka hanya terlihat saat senja atau fajar.

Baca Juga: Kumpulan Bintang Muda Ditemukan di Dekat Galaksi Bima Sakti, Dari Mana Asalnya?

2020 AV2 adalah Atira ketiga yang ditemukan oleh ZTF. Asteroid yang awalnya bernama ZTF09k5, pertama kali ditemukan pada 4 Januari 2020, oleh Bryce Bolin. Dia adalah seorang sarjana pascadoktoral di Caltech.

Temuan kemudian dipublikasi oleh Minor Planet Center, organisasi resmi untuk membuat katalog badan tata surya kecil seperti asteroid. Beberapa astronom pun membantu untuk menentukan orbit yang tidak biasa dan mempersempit perkiraan ukurannya.

Asteroid itu membentang sekitar 1 hingga 3 kilometer dan memiliki orbit memanjang miring sekitar 15 derajat terhadap bidang tata surya. Asteroid mengelilingi matahari selama 115 hari, tetapi juga mendekati orbit Merkurius.

Baca Juga: Ilmuwan Australia Temukan Bintang Tertua di Galaksi Bima Sakti, Berapa Usianya?

https://web-prod-storage.s3.amazonaws.com/main.oscweb.caltech.edu/images/2020_AV2_Solar_System_Fancy-CRPD.width-450.jpg?AWSAccessKeyId=ASIAYTIWNLHD5NGFLBJL&Signature=gsSSWl21QFBx32bbDPXr6ToiHx4%3D&x-amz-security-token=IQoJb3JpZ2luX2VjEPv%2F%2F%2F%2F%2F%2F%2F%2F%2F%2FwEaCXVzLXdlc3QtMiJHMEUCIQDp%2B8J4NcYvUhWlWJ%2Bhi3sboulJRq03wqCUjg75tw6zwgIgbBHDD8pKR1DsMYCQhk73dz35C5u%2FNRIPz3tDJCPaydUq9AMIhP%2F%2F%2F%2F%2F%2F%2F%2F%2F%2FARABGgw1OTExNDE4ODY0MDciDAm5l0ohgONuAsdLSSrIAw8hSjxWcgVJ6KmL%2BiZikeVSM%2BF%2BOsyUm4Dwiz9iXNqYcqJSlht18G6uWhW5cZ%2B6jweZro%2FIX0Z3d9ETwmTkVzJ5iyhMF4tGvScRb09d05R2fVDmT0p7gi7aZ6K200EF9H3K8iE5HEceh8jJjDW5q%2B7j0lGEFggzKu0QU7zJ8zEl5ogUienluwalpQusm37rj6mfrkIc9guuH%2BCdqEMp9j%2Bjbn66YmLJa5FS0RBMVqTH9%2FsGloKEkb2npzs5DTKTWyhzR6YTXyP7hlr0QWyFOLeP4b%2BQTSfcxsosmwvMawCEciG0Qqb5giRUvlRDiYueRNnL6t8fitpZiYDR5VwQWKtQtZc9zc390meQ5G6%2BWhWo9vIbgdJ940j%2FxXocf1Q9CABxcVcAaAT2Ped9SNr6xfPzPiX9wUUHAGeMSU1Y%2FV8jJaITWPAr%2FlHCYe%2B5Tg8oA1hnKUhvXkR7eqv9mc4m6l9WyXmidaOQJjM9DHY1ncTeUiu5oweXYEXmlQ2C5cJ1VlXTv%2FlxP22Hr87BkFSdR0sUQiZeR8VmLbgSkOW0pLHFlKU0sNfw2KfBP%2FMXZ5UhWG3vpGdfPdQcFlPOu9vwH5OVwc%2F%2FZlCizDCxnf%2FwBTrvAawYVmtdK010qT7FFJrbAGo3nyL4gW4bMLj59qx31IpJh%2BGN8WHmIQWBle%2BLN1H00Ej3a89ftIGRpsBUV%2FwgIzK%2BFnJIGcaa3jQGAPt4gJeIXhw8lWuKOOn2skrGXGSQZJAyGeZZvJPvQcNhH7tPWR6ROVuni5el8ahZpjT8emClPXp4yFmYzOoUpzP0e1w%2FEoetZkw%2FSEEq9ObLh9it5OH2jNiHdTtDFH8Bhf4QGdraNGxDklDUyerJ4hXI0Gj1zOS2nwo6rGXysgN4ae2yokrMkmyvt74EF85LL8z5uOEe6pvjcffDrWiG5fzH6moN&Expires=1579161682

Anggota tim ZTF berharap untuk berburu asteroid Vatira lebih banyak di kemudian hari.

"Kami tidak tahu ada berapa banyak lagi yang seperti ini atau jika unik," kata Helou.

ZTF didanai oleh National Science Foundation dan kolaborasi mitra internasional. Dukungan tambahan datang dari Caltech dan Yayasan Heising-Simons. Data ZTF diproses dan diarsipkan oleh IPAC.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: