Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Selebriti dan Vlogger Ini Mengaku Beralih ke Tembakau Alternatif demi Kesehatan

Selebriti dan Vlogger Ini Mengaku Beralih ke Tembakau Alternatif demi Kesehatan Kredit Foto: IG @bayuoktara
Warta Ekonomi, Jakarta -

Selebriti sekaligus penyiar radio, Bayu Oktara, menceritakan pengalamannya menggunakan produk tembakau alternatif, yang disebut dengan produk tembakau yang dipanaskan, selama setahun terakhir. Bayu mengaku, faktor kesehatan dan keluarga merupakan alasan utama berhenti mengonsumsi rokok konvensional tembakau dibakar.

"Saya tanya-tanya dan infonya kalau produk tembakau yang dipanaskan ini tidak ada TAR dan lebih rendah risikonya. Karena, TAR itu yang memang bahaya kan," ungkap Bayu.

Baca Juga: Industri Rokok Elektrik Dongkrak Serapan Tembakau Dalam Negeri

Bayu menjelaskan, dia beralih ke produk tembakau yang dipanaskan setelah mencari informasi dan mendapatkan pengenalan mengenai produk tersebut. Pasalnya, produk ini baginya adalah solusi jitu yang dapat membuatnya beralih dan tidak merokok lagi.

"Alasannya beralih karena banyak pertimbangan. Pertama itu kesehatan," imbuh Bayu.

Bayu mengaku setelah beralih dari rokok ke produk tembakau yang dipanaskan, ia merasakan perubahan positif pada kondisi fisiknya, dibandingkan saat merokok konvensional. Menurutnya, produk tembakau yang dipanaskan ini sangat membantu kalau bangun pagi tidak lagi terasa sakit tenggorokannya.

"Apalagi kan saya siaran pagi, jadi lebih enak," kata pemeran Gusti dalam sitcom Office Boy itu.

Selain itu, menurut Bayu, pemakaian dari produk tembakau yang dipanaskan tidak meninggalkan bau pada tangan maupun pakaian. Menurutnya, produk ini tidak mengganggu orang lain di sekitarnya karena tidak menghasilkan asap seperti rokok, melainkan aerosol atau uap, dan tidak nempel di baju.

"Istri senang-senang saja karena dia tidak terganggu. Kalau dulu terganggu karena bau ya," ucapnya.

Selain Bayu, vlogger kecantikan dan selebgram, Star Irawan, juga sudah beralih memakai produk tembakau yang dipanaskan. Satu hal yang dirasain Star adalah nafas lebih lega. Satu lagi, menurutnya, TAR yang terkandung dalam rokok konvensional bukan hanya berbahaya untuk perokok, melainkan juga orang di sekitar.

Institut Federal Jerman untuk Penilaian Risiko (German Federal Institute for Risk Assessment) pada 2018 lalu melaporkan produk tembakau yang dipanaskan memiliki tingkat toksisitas (tingkat merusak suatu sel) yang lebih rendah hingga 80-99 persen daripada rokok.

Hasil penelitian dari UK Committee on Toxicology (COT), bagian dari Food Standards Agency, juga menunjukkan kesimpulan yang positif bagi produk tembakau yang dipanaskan. COT menyimpulkan bahwa produk tersebut mengurangi bahan kimia berbahaya sebesar 50 hingga 90 persen dibandingkan dengan asap rokok.

Sayangnya sampai saat ini, informasi yang akurat dan hasil kajian ilmiah yang mendalam mengenai produk tembakau yang dipanaskan masih sangat minim di Indonesia. Banyak perokok dewasa yang belum memperoleh akses terhadap informasi tersebut sehingga mereka tidak mengetahui bahwa terdapat produk tembakau alternatif yang memiliki risiko kesehatan yang lebih rendah daripada rokok.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Agus Aryanto
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: