Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

AS Ditawari Gencatan Senjata, Pembesar Taliban: 7 Sampai 10 Hari, Jika Tidak...

AS Ditawari Gencatan Senjata, Pembesar Taliban: 7 Sampai 10 Hari, Jika Tidak... Kredit Foto: Reuters/Parwiz
Warta Ekonomi, Kabul -

Taliban menawarkan gencatan senjata singkat kepada Amerika Serikat (AS). Hal itu diungkapkan oleh dua sumber dari kelompok gerilyawan itu.

Tawaran ini adalah sebuah langkah yang dapat memungkinkan dimulainya kembali pembicaraan untuk mendapatkan kesepakatan bagi AS untuk menarik pasukannya dari Afghanistan.

Baca Juga: Militan Taliban Bebaskan 27 Anggota Organisasi Perdamaian

AS selama berminggu-minggu telah menyerukan kepada Taliban untuk mengurangi aksi kekerasan. AS menjadikannya sebagai syarat untuk melanjutkan kembali perundingan formal yang akan membuat pasukan AS meninggalkan negara itu dengan imbalan jaminan keamanan dari para pemberontak.

"Ini adalah tawaran untuk gencatan senjata selama tujuh atau 10 hari," kata seorang pejabat senior Taliban yang meminta identitasnya disembunyikan seperti dikutip dari AFP, Jumat (17/1/2020).

Ia menambahkan bahwa tawaran itu dibuat untuk para perunding AS di Doha.

"Itu telah difinalisasi dan diberikan kepada Amerika. Itu akan membuka jalan bagi kesepakatan," imbuhnya.

Sumber Taliban kedua, yang berbasis di Pakistan, mengkonfirmasi bahwa tawaran itu telah diserahkan ke AS.

Taliban belum merilis pernyataan resmi, dan Washington belum mengatakan apakah mereka telah menerima tawaran dari pemberontak atau bagaimana tanggapannya.

Baca Juga: 27 Anggota Organisasi Perdamaian Diculik Militan Taliban

Taliban dan AS telah merundingkan kesepakatan selama setahun, dan berada di ambang pengumuman pada September 2019 ketika Presiden Donald Trump tiba-tiba menyatakan proses itu "mati", mengutip kekerasan Taliban.

Pembicaraan kemudian dimulai kembali antara kedua pihak pada bulan Desember di Qatar, tetapi dihentikan sementara setelah serangan di dekat pangkalan militer Bagram di Afghanistan, yang dijalankan oleh AS.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: