Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pangeran Saudi Komentari Pembunuhan Soleimani: Langkah Penting Hentikan Iran

Pangeran Saudi Komentari Pembunuhan Soleimani: Langkah Penting Hentikan Iran Kredit Foto: Khabar12 News
Warta Ekonomi, Riyadh -

Pangeran Arab Saudi Turki Al-Faisal, mengatakan pembunuhan komandan Pasukan Quds Jenderal Qassem Soleimani, oleh serangan udara Amerika Serikat (AS), menjadi peringatan untuk Iran bahwa rentetan perilaku provokatifnya tidak akan dibiarkan begitu saja.

Pangeran Turki Al-Faisal adalah mantan kepala intelijen Arab Saudi. Menurutnya, kematian jenderal top Iran itu tetap tidak akan menghentikan Teheran melanjutkan agendanya.

Baca Juga: Tandai Kehadirannya, AS Kirimkan Satu Skuadron Jet Tempur ke Saudi

"Menghilangkan (Qassem) Soleimani jelas merupakan langkah penting untuk memeriksa setidaknya beberapa ambisi Iran setelah tindakannya yang sangat provokatif dalam satu tahun terakhir," kata Turki Al-Faisal kepada Hadley Gamble dari CNBC, yang dikutip Jumat (17/1/2020).

"Serangan terhadap (kapal) tanker minyak, yang memuncak dalam serangan terhadap fasilitas Aramco, dan tidak ada tanggapan," katanya. "Ini adalah semacam peringatan untuk pemerintah Iran dan kepemimpinan Iran bahwa mereka tidak bisa lolos begitu saja.

Teheran membantah terlibat dalam kedua insiden yang disebutkan pangeran senior Riyadh tersebut.

Al-Faisal menegaskan kematian Soleimani tidak akan menghentikan agenda Iran di Timur Tengah.

"Itu jelas merupakan langkah yang sangat penting," katanya. "Apakah itu akan menghentikan kegiatan lebih lanjut oleh Iran untuk menggunakan metode yang Soleimani sangat pintar dalam menggunakannya, saya tidak berpikir begitu," ujarnya.

"Itu karena kepemimpinan Iran memiliki agenda dan proyek," paparnya. "Proyek itu adalah untuk menjadi perwakilan yang dominan, jika Anda suka, dari semua Islam di dunia."

Baca Juga: Wow! Demi Kerahkan Pasukan AS di Timur Tengah, Arab Saudi Rela Bayar Rp13,6 Triliun

Teheran, kata Al-Faisal, telah menggunakan pengganti seperti Hizbullah di Lebanon dan Houthi di Yaman untuk memajukan proyeknya.

"Itu akan terus berlanjut," kata dia memperkirakan. "Mungkin kurang efisien daripada ketika Soleimani masih hidup, tetapi mau tidak mau, sama-sama teroristik dan, dalam pandangan saya, jahat dalam tujuannya."

Al-Faisal juga mempertimbangkan dampak dari penarikan pasukan AS dari negara-negara di kawasan Timur Tengah.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: