Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jokowi Mesti Reformasi Kebijakan Sebelum Goda Investor Asing

Jokowi Mesti Reformasi Kebijakan Sebelum Goda Investor Asing Kredit Foto: BPMI Setpres/Laily Rachev
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) menilai bila banyak faktor yang menghambat ekonomi Indonesia di 2019 seperti melemahnya aktivitas perdagangan global, dan dari sisi domestik juga dibayangi periode pemilu yang berdampak pada tertahannya aktivitas investasi. Kinerja pemerintah juga terdampak karena jarak antara pemilu dan pelantikan Presiden yang panjang.

 

Untuk 2020, Chief Economist & Investment Strategist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia, Katarina Setiawan mengatakan bahwa iklim ekonomi Indonesia akan berangsur membaik. Kondisi global yang lebih kondusif dapat mendorong minat investasi ke pasar negara berkembang yang juga akan menguntungkan Indonesia. 

 

“Ekonomi Indonesia di 2020 juga akan mendapat efek positif dari penurunan suku bunga Bank Indonesia di 2019. Dampak penurunan suku bunga ke ekonomi biasanya tidak instan dan terjadi secara gradual,” ucapnya, dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat (17/1/2020).

 

Baca Juga: Ekonomi Global Tahun Ini Bakal Stabil, Ini Sebabnya!

 

Pasalnya, lanjut Katarina, Bank Indonesia masih punya ruang untuk menurunkan suku bunga. Tingkat suku bunga riil Indonesia saat ini merupakan salah satu yang tertinggi di antara negara kawasan, sehingga membuka ruang bagi BI untuk menurunkan suku bunga lebih lanjut. Namun sepertinya BI menargetkan untuk menjaga tingkat suku bunga riil Indonesia lebih tinggi dibandingkan dengan negara kawasan untuk menjaga daya tarik aset Indonesia. Oleh karena itu pergerakan suku bunga ke depannya akan bergantung pada tren suku bunga global dan regional. 

 

Baca Juga: Ekonomi Global 2020 Hadapi Banyak Rintangan, Ini 3 Biang Keroknya

 

“Yang jelas, arah kebijakan BI diperkirakan akan tetap akomodatif di 2020. Jadi walaupun tingkat suku bunga tidak turun banyak, BI masih bisa melakukan pelonggaran kebijakan makroprudensial untuk mendorong pertumbuhan kredit,” katanya. 

 

Menurutnya, yang menjadi fokus utama di 2020 adalah reformasi kebijakan pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) untuk menarik investasi asing. Kecepatan eksekusi kebijakan reformis seperti revisi UU tenaga kerja, pemotongan pajak pendapatan korporasi, penyederhanaan regulasi/birokrasi.

 

“Hal itu diharapkan menjadi katalis ekonomi dan pasar finansial 2020 untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan daya saing,” ujarnya. 

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: