Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

GMV Capai 268,2%, Pendapatan TaniHub Tumbuh Tiga Kali Lipat

GMV Capai 268,2%, Pendapatan TaniHub Tumbuh Tiga Kali Lipat Kredit Foto: Agus Aryanto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Di tahun ketiga sejak didirikan pada 2016, TaniHub Group sebagai salah satu startup agritech terkemuka di Indonesia meraih pertumbuhan year-on-year Gross Merchandise Value (GMV) atau revenue dalam istilah startup mencapai 268,2% pada 2019.

"Revenue kami melonjak hampir tiga kali lipat dibanding tahun 2018," ungkap Ivan Arie Sustiawan, CEO dan Co-Founder TaniHub Group kepada Warta Ekonomi, Jumat (17/1/2020).

Baca Juga: TaniHub Group Gandeng FastPOS demi Tingkatkan Layanan untuk Pelanggan

Ivan menjelaskan, TaniHub saat ini memiliki tiga usaha yaitu TaniHub sebagai platform e-commerce hasil pertanian, TaniFund untuk pendanaan mitra petani, dan TaniSupply yang fokus pada pengelolaan rantai pasok. TaniSupply merupakan lini bisnis baru yang diluncurkan semester dua tahun 2019. 

Dengan adanya TaniSupply, entitas bisnis TaniHub Group makin lengkap dan makin agresif dalam mengembangkan rantai pasok pertanian. TaniSupply melakukan proses pembelian dari petani, memproses komoditas di warehouse dari grading sampai quality assurance, dan mendistribusikannya kepada klien maupun pelanggan.

"Dengan tiga usaha ini, kami ingin berperan penting dalam mengembangkan ekosistem pertanian secara keseluruhan di Indonesia," jelas Ivan.

TaniHub Group dengan misi memberdayakan petani lokal dengan akses pasar dan akses keuangan terus berupaya mendekati petani maupun market. Upaya itu dilakukan dengan membangun fasilitas distribusi regional (regional distribution center) di lima kota, yaitu Bogor, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, dan Denpasar. Selain itu, TaniHub juga tengah membangun fasilitas pemrosesan dan pengemasan (processing and packing center) di Malang dan berencana menambah satu lagi di tahun ini. 

"Tujuan membangun fasilitas tersebut adalah untuk menjaga konsistensi dan menjamin kualitas produk," jelas Ivan. 

Sementara untuk menunjang proses bisnis yang makin cepat dan berkembang, TaniHub sedang mengimplementasikan sistem Enterprise Resource Planning (ERP) baru untuk mengintegrasikan proses bisnis yang berhubungan dengan aspek operasi, produksi, maupun distribusi. 

Untuk mendistribusikan hasil pertanian, TaniHub memilih jalur Business to Business (B2B). Ada empat saluran utama B2B, di antaranya pabrik pengolah makanan, modern trade, hotel restoran dan katering, serta usaha kecil menengah seperti agen dan distributor.

"Kami memilih jalur B2B dari besar sampai kecil karena dengan begitu kemampuan menyerap hasil pertanian jadi lebih besar," jelas Ivan.

Ke depan, perusahaan rintisan ini berharap dapat menjangkau seluruh kota di Indonesia pada tahun 2022 karena potensi pasar yang masih sangat besar. Berdasarkan data yang diperoleh TaniHub, Indonesia memiliki 5.700 produsen di industri pengolahan makanan (food processing industry) dan lebih dari 30.000 outlet modern retailer (supermarket, hypermarket, dan lain-lain). Saat ini, lebih dari 1.6 juta usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dan 200.000 outlet hotel, restoran, dan catering (horeca) beroperasi di Indonesia. Sementara itu, literasi digital di Indonesia makin membaik dengan adanya 160 juta lebih pengguna gawai.

TaniHub Group juga berencana menyasar kota-kota seperti Makassar, Balikpapan, Samarinda, dan Manado. Menurut Ivan, Indonesia Timur memiliki potensi yang besar sebagai pasar. Meskipun hasil pertanian yang disalurkan sebagian besar masih berasal dari Jawa, hal itu justru membantu pemerintah untuk ikut memeratakan hasil pertanian ke sejumlah wilayah.

Sejak tiga tahun terakhir, upaya TaniHub untuk menciptakan dampak sosial telah membantu peningkatan produksi petani sebesar 30% dan pendapatan mereka secara umum sebesar 50%. Hingga kini, TaniHub telah bermitra dengan lebih dari 30.000 petani.

Ivan menambahkan, TaniHub Group, mengatakan, TaniHub memiliki mimpi bahwa suatu hari para petani Indonesia dapat menikmati hasil yang adil untuk segala kerja keras mereka di ladang. Sementara, setiap rumah tangga serta usaha dan industri mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dapat menikmati produk pertanian lokal dengan harga terjangkau.

"Kami selalu berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik bagi semua stakeholders agar semua lapisan masyarakat mencintai hasil panen dari produsen lokal dan peduli pada pertanian Indonesia," ujar Ivan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Agus Aryanto
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: