Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Save Our Sea

Oleh: Dwi Mukti Wibowo, Pemerhati masalah ekonomi, sosial, dan kemanusiaan

Save Our Sea Kredit Foto: Antara/Adiwinata Solihin
Warta Ekonomi, Jakarta -

Mata dan hati kita seharusnya mulai terbuka setelah mendengar dan mengalami beberapa kejadian yang berdampak negatif terhadap biota alam laut kita. Dari kejadian rusaknya terumbu karang serta banyaknya pencurian terumbu karang yang dilakukan oleh kawanan pemburu harta laut, tercemarnya laut oleh pembuangan sampah sembarangan termasuk sampah plastik, dan penjarahan biota laut termasuk ikan oleh kapal-kapal nelayan negara asing, sampai "ketegangan" hubungan negara Republik Indonesia dengan China, yang sebenarnya lebih dipicu masalah potensi ekonomi biota laut RI yang mahakaya.

Sebenarnya apa yang dimaksud dengan biota laut, dan kenapa harus dilindungi? Menurut Wikipedia, biota laut adalah semua makhluk hidup yang ada di laut baik hewan maupun tumbuhan/karang. Manfaat biota laut adalah sumber makanan (udang, ikan, kerang, kepiting, cumi-cumi), sumber obat-obatan, sumber penghasilan, membuat daya tarik wisatawan (snorkling, diving), meningkatkan gizi (ikan dan rumput laut), dan bermanfaat untuk ekologi dan ekonomi.

Baca Juga: Pantes China Ngiler. Jadi Ini Kekayaan Biota Laut yang Ada di Natuna

Biota laut dapat digolongkan menjadi tiga jenis berdasarkan sifatnya. Pertama, Planktonik, jenis biota laut yang berenang dan mengapung mengikuti arus. Biota laut ini tidak bisa berenang melawan arus karena keterbatasannya. Jenis planktonik ini dibagi menjadi (1) zooplankton adalah jenis organisme yang sebagian besar hidupnya di perairan permukaan dengan ukuran tubuh lebih dari 0,05 mm.

Zooplankton mencakup organisme termasuk protozoa kecil dan metazoans besar. Spesies zooplankton tidak menyebar merata tetapi secara acak di dalam suatu wilayah laut. Sumber makanannya adalah fitoplankton.

(2) Fitoplankton adalah organisme mikroskopis yang hidupnya di zona eufotik (permukaan remang) laut dan mampu menyintesis makanannya sendiri berupa bahan organik yang diproses dari bahan-bahan anorganik dengan bantuan sinar matahari.

Kedua, Bentik merupakan biota laut yang hidupnya di daerah dasar dan merayap, terdiri dari hewan dan tumbuhan yang menempel: sponge, teritip, tiram, dan lainnya, yang merayap: kepiting, udang karang yang kecil, yang meliang: cacing, kerang, dan lainnya. Sumber utama makanan organisme bentik adalah ganggang serta limpasan organik dari tanah. Faktor suhu, salinitas, kedalaman air, serta jenis subtrat lokal sangat berpengaruh terhadap perkembangan organisme bentik.

Beberapa jenis organisme ini kelompok protozoa, sponge, coelenterate, rotifera, nematode, bryozoa, decapoda, ostracoda, cladocera, cpopoda, pelecypoda, gastropoda, insekta, dan lintah. Yang berbentuk lain contohnya bintang laut, tiram, kerang, teripang, bintang rapuh, dan anemon laut. Peranan organisme ini dapat membantu proses daur ulang bahan-bahan organik, berperan penting dalam siklus rantai makanan, membantu proses mineralisasi, dan dapat dijadikan sebagai indikator terjadinya pencemaran karena mempunyai siklus hidup panjang serta pergerakan yang terbatas.

Ketiga, Nektonik adalah jenis organisme yang menjadi perenang aktif di daerah perairan baik itu air tawar atau air laut. Nekton dikenal sebagai predator paling atas pada sebagian besar rantai makanan di laut. Ikan adalah spesies nekton terbesar dengan 16.000 spesies. Nekton adalah pemangsa plankton yang mempunyai berbagai manfaat bagi kehidupan manusia, seperti peningkatan gizi serta peningkatan perekonomian. Nekton mempunyai karakteristik, yaitu: dapat bergerak atau berenang sendiri tanpa mengandalkan bantuan arus air, merupakan konsumen dari zona pelagic, terdiri dari hewan invertebrata dan vertebrata, usia hidupnya lebih panjang daripada plankton, melakukan migrasi yang berkaitan dengan proses reproduksi.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: