Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Salah Terjemahkan Nama Presiden China, Facebook Minta Maaf

Salah Terjemahkan Nama Presiden China, Facebook Minta Maaf Kredit Foto: Reuters/Gary Cameron
Warta Ekonomi, Jakarta -

Facebook meminta maaf atas kesalahan penerjemahan nama Presiden China Xi Jinping ketika namanya diunggah dalam bahasa Burma dan diterjemahkan oleh fitur otomatis dalam laman Facebook di Myanmar. Kejadian menggelitik ini terjadi saat Xi Jinping melakukan kunjungan kenegaraan ke ibu kota Myanmar, Naypyidaw.

Nama Xi Jinping yang diunggah dalam bahasa Burma itu berganti menjadi "Mr S***hole" ketika diterjemahkan dalam bahasa Inggris. Kesalahan itu diketahui saat nama tersebut muncul di Facebook milik Pemimpin de facto Myanmar Aung San Suu Kyi. "Mr S***hole (bedebah), Presiden China tiba pukul 16.00. Presiden China, Mr S***hole, menandatangani buku kedatangan di rumah dewan," tertulis dalam unggahan pengumuman kedatangan Xi Jinping di Myanmar bila diterjemahkan dalam bahasa Inggris, seperti dikutip dari Aljazirah, Minggu (19/1).

Menanggapi itu, juru bicara Facebook meminta maaf dan mengakui ada kesalahan teknis terkait penerjemahan otomatis tersebut. Ia berjanji akan memperbaiki kesalahan yang menyebabkan penerjemahan tidak tepat dari bahasa Burma ke bahasa Inggris di Facebook.

Baca Juga: Kelompok Etnis Protes Kutuk Investasi China Saat Xi Jinping Kunjungi Myanmar

Menurutnya, hal itu semestinya tidak terjadi dan Facebook memastikan tidak terjadi lagi. "Kami dengan tulus memohon maaf kepada siapa pun yang tersinggung atas kejadian ini," ujar Facebook.

Kemudian Facebook menjelaskan tidak memiliki nama Xi Jinping di dalam data penerjemahan bahasa Burma. Dengan demikian, sistem akan mengira-ngira dengan kata yang mirip atau suku kata yang sama. Sebagai contoh, kata "xi" dan "shi", dalam bahasa Burma keduanya menggunakan karakter yang sama dan jika diterjemahkan akan menjadi "s***hole".

Facebook merupakan situs paling populer untuk berita, hiburan, dan mengobrol di Myanmar. Bahkan politikus dan lembaga pemerintah juga menggunakannya untuk pernyataan dan pengumuman resmi. Facebook telah diblokir di daratan China, tapi tidak di Hong Kong.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Shelma Rachmahyanti

Bagikan Artikel: